6 Potret Ruben Onsu di Depan Ka'bah, Tunjukkan Indahnya Kedekatan dengan Sang Pencipta

1 month ago 14

Jadi intinya...

  • Ruben Onsu bagikan momen umroh penuh syukur di depan Ka'bah.
  • Ia tampil khusyuk dalam ihram, tunjukkan ketenangan spiritual.
  • Ekspresi wajahnya pancarkan kebahagiaan dan doa tulus.

Liputan6.com, Jakarta Perjalanan ibadah umrah selalu meninggalkan kesan mendalam bagi setiap jemaah, termasuk para figur publik. Salah satunya adalah Ruben Onsu, yang membagikan momen berharganya ketika berada di depan Ka'bah di Tanah Suci Makkah. Potret yang ia unggah memunculkan rasa syukur, ketenangan, dan doa yang tulus dari lubuk hati. Setiap gambarnya menjadi pengingat akan indahnya kedekatan dengan Sang Pencipta.

Dalam foto-foto tersebut, Ruben terlihat mengenakan pakaian ihram putih yang menjadi simbol kesederhanaan dan kesucian. Setiap ekspresi wajahnya menunjukkan betapa besar arti perjalanan umrah ini bagi dirinya. Tidak hanya itu, latar belakang Masjidil Haram yang megah semakin menambah kesyahduan suasana. Berikut potret Ruben Onsu di depan Ka'bah, saat sedang menjalani ibadah umrah pertama kali setelah menjadi mualaf.

Tenang dalam Pakaian Ihram

Ruben Onsu tampil dengan pakaian ihram putih yang rapi, kain bagian atasnya menutup bahu kiri dengan sempurna. Kehadiran kacamata membuatnya terlihat praktis sekaligus tetap sederhana. Momen Jumat siang (5/9) yang cerah menambah kesan damai dan penuh syukur dalam setiap detail potret tersebut. Semua itu semakin memperkuat nuansa spiritual di depan Ka'bah.

Wajah Ruben terlihat begitu fokus, seolah sedang merenungkan arti dari ibadah umrah yang sedang dijalani. Ekspresi ketenangan yang terpancar membuat potret ini memiliki makna spiritual yang kuat. Ditambah lagi dengan suasana Jumatan di Masjidil Haram, kesyahduannya terasa semakin mendalam. Kehadirannya di Tanah Suci menjadi awal perjalanan rohani yang penuh arti.

Senyum Syukur di Balik Keagungan Malam

Dalam potret kedua, Ruben masih mengenakan ihram putih namun dengan gaya kain yang tampak lebih longgar. Ekspresinya berbeda dari sebelumnya, kali ini ia tersenyum tipis, memperlihatkan kebahagiaan sekaligus rasa syukur yang mendalam. Kalung hijau sebagai tanda pengenal travel umrah juga terlihat jelas di lehernya. Detail kecil itu menunjukkan kesederhanaan seorang jemaah di Tanah Suci.

Latar belakang menara jam Makkah (Abraj Al-Bait) dengan cahaya malam memberi suasana megah dan sakral. Perpaduan cahaya lampu kota dengan suasana Masjidil Haram menghadirkan nuansa yang begitu menggetarkan. Senyum Ruben seolah melengkapi kemegahan malam yang penuh doa. Momen ini menjadi gambaran indahnya rasa syukur di depan Ka'bah.

Kebahagiaan Spiritual di Siang Hari

Potret ketiga memperlihatkan Ruben dengan pakaian ihram putih yang dililit rapi di bahu. Ia tersenyum menghadap kamera, memperlihatkan kebahagiaan spiritual yang terpancar dari wajahnya. Kalung ID card hijau kembali terlihat, menandakan dirinya sedang dalam rombongan umrah. Ekspresi itu menguatkan betapa besar rasa syukur yang ia bawa selama ibadah.

Latar belakang Ka'bah yang jelas terlihat di siang hari memberi energi spiritual yang sangat kuat. Cahaya matahari yang terang membuat nuansa foto ini semakin hidup dan penuh makna. Kehadiran Ruben di momen ini menunjukkan semangat yang besar dalam menjalankan ibadah. Potret ini sekaligus menginspirasi banyak orang untuk rindu beribadah di Tanah Suci.

Khusyuk Berdoa di Malam yang Tenang

Pada potret keempat, Ruben terlihat sangat khusyuk dalam berdoa. Matanya terpejam, kedua tangan terangkat dengan penuh harap, sementara wajahnya memperlihatkan ekspresi doa yang begitu dalam. Keberadaan earphone di telinga menambah kesan personal, mungkin sedang mendengarkan doa atau bacaan Qur’an. Semua detail itu membuat suasana spiritual semakin terasa.

Suasana malam di sekitar Ka'bah memberikan latar yang sangat mendukung kekhusyukan momen ini. Lampu-lampu Masjidil Haram yang berkilauan membuat suasana semakin syahdu. Kehadiran ribuan jemaah lain tidak mengurangi kekhusyukan Ruben dalam berdoa dengan penuh ketulusan. Momen ini menjadi refleksi mendalam perjalanan umrah di Tanah Suci.

Wajah Haru dengan Doa yang Tulus

Dalam foto kelima, Ruben berdiri dengan ihram putih yang jelas terlihat detail teksturnya di bawah cahaya matahari. Ia mengangkat kedua tangannya dengan wajah penuh harap dan doa. Ekspresi haru begitu nyata, seakan menggambarkan kedalaman doa yang ia panjatkan. Potret ini memberi kesan bahwa ibadah umrah membawa perasaan yang sangat personal.

ID card travel yang tergantung di dada menunjukkan bahwa ia masih dalam rombongan jemaah umrah. Meski berada di tengah keramaian, Ruben terlihat larut dalam doa pribadinya. Sinar matahari yang terang menambah kekuatan emosional dalam momen ini. Semua itu menghadirkan gambaran doa penuh ketulusan di Tanah Suci.

Senyum Penuh Cahaya di Depan Multazam

Foto terakhir memperlihatkan Ruben berdiri tepat di depan pintu Ka'bah atau Multazam. Ia tersenyum lembut ke arah kamera dengan wajah penuh cahaya. Kali ini hampir tidak terlihat aksesoris tambahan, hanya lanyard hijau samar yang menempel di lehernya. Senyum itu menjadi penanda kelegaan setelah perjalanan spiritual yang panjang.

Latar Ka'bah yang sangat dekat membuat foto ini terasa begitu kuat dan penuh makna. Momen ini seperti puncak perjalanan spiritual Ruben selama berada di Tanah Suci. Senyumnya memberikan kesan damai, sekaligus menandakan doa dan harapannya sudah ia titipkan di depan Ka'bah. Potret ini menjadi penutup indah dari perjalanan umrah Ruben Onsu.

Pertanyaan seputar Ruben Onsu di Depan Ka'bah

Apa arti pakaian ihram dalam ibadah umrah?

Pakaian ihram melambangkan kesucian, kesederhanaan, dan kesetaraan di hadapan Allah. Semua jemaah mengenakan pakaian serupa untuk menandakan bahwa mereka sama di mata Sang Pencipta.

Mengapa Multazam dianggap sebagai tempat mustajab untuk berdoa?

Multazam adalah area antara pintu Ka'bah dan Hajar Aswad yang diyakini sebagai tempat mustajab untuk berdoa. Banyak jemaah yang sengaja mendekat ke sana untuk memanjatkan doa-doa khusus.

Kapan waktu terbaik untuk berdoa di depan Ka'bah?

Setiap waktu di depan Ka'bah memiliki keutamaan tersendiri, namun malam hari sering dianggap lebih khusyuk. Suasana lebih tenang sehingga jemaah dapat lebih fokus dalam berdoa.

Apa yang biasanya dirasakan jemaah ketika berada di depan Ka'bah?

Banyak jemaah yang merasakan perasaan haru, damai, dan syukur mendalam. Ada juga yang menitikkan air mata karena merasa sangat dekat dengan Allah.

Read Entire Article
Dunia Televisi| Teknologi |