6 Foto Isabel Azhari Anak Ayu Azhari Pakai Kebaya, Tampilkan Perpaduan Warna dan Aksesori yang Anggun

Liputan6.com, Jakarta Prestasi gemilang baru saja diraih oleh Isabel Azhari, putri dari aktris senior Ayu Azhari. Sosok yang dikenal publik sejak menjadi finalis Gadis Sampul 2023 ini berhasil menyabet gelar None Jakarta Selatan 2025 pada ajang pemilihan yang digelar Juli 2025 lalu. Pencapaiannya ini menambah daftar prestasi di dunia modeling dan representasi budaya, sekaligus mengukuhkan namanya sebagai salah satu figur muda yang konsisten mengangkat nilai-nilai tradisi Indonesia.

Keberhasilan tersebut membuka jalan bagi Isabel untuk melangkah ke kompetisi di tingkat provinsi sebagai kandidat None Jakarta, di mana ia akan bersaing dengan para finalis dari seluruh wilayah administrasi Jakarta. Misi yang diembannya tidak hanya sekadar memperebutkan gelar, tetapi juga mempromosikan pariwisata, budaya, dan etiket kota di kancah yang lebih luas.

Menariknya, dalam beberapa kesempatan ia juga terlihat tampil dengan berbagai gaya busana kebaya. Mulai dari kebaya klasik, encim, hingga kreasi modern, perpaduan warna dan aksesori yang dipilihnya selalu memancarkan kesan anggun dan berkarakter. Enam potret berikut menjadi bukti bagaimana ia memadukan unsur tradisional dan sentuhan modern dengan begitu memikat.

Pada potret pertama terlihat kebaya brokat merah berpotongan klasik dengan lengan panjang dan kerah bulat sederhana, dipadukan kain sarung batik bernuansa merah dengan motif bunga ungu yang jatuh sampai mata kaki sehingga siluetnya tampak tegas namun tetap leluasa untuk koreografi panggung.

Aksesori pelengkap yang menonjol ialah hijab hijau yang dibalut rapi serta selendang panjang warna senada dibiarkan menjuntai dari bahu, sementara area kaki tampak tanpa alas demi keamanan gerak tari, dan riasan bibir merah menyatu dengan warna kebaya sehingga keseluruhan look terasa teatrikal namun tetap anggun.

Potret kedua memperlihatkan kebaya biru elektrik dari bahan sifon atau georgette yang ringan, dihias aplikasi list serta kancing dekoratif berkilau di bagian dada yang mengingatkan pada detail kebaya modern bergaya encim.

Aksesori yang mengikat tampilan adalah hijab merah menyala di atas inner hitam untuk layering yang rapi, ditemani gelang tipis dan cincin, sementara mikrofon panggung memberi konteks bahwa busana ini memang dipilih untuk momen berbicara di depan publik, sehingga pilihan warna kontras biru–merah membantu penampilan terlihat standout di bawah lampu.

Dalam potret ketiga, kebaya encim merah muda tampil dengan bordir flora hijau–ungu yang rapat di tepi kerah, manset, dan bagian hem asimetris, lalu dipasangkan kain hijau bermotif bunga yang serasi sehingga kesan peranakan terasa hangat dan feminin.

Hijab pastel dibenamkan mengikuti kontur wajah tanpa aksesori rumit, sementara nomor peserta tersemat di pinggang dan properti panggung di belakang tubuh memberi efek mahkota, membuat kebaya terlihat semakin ornamental ketika difoto dari depan.

Potret keempat memamerkan kebaya pesta bernuansa nude/champagne yang tampak kaya payet dan sulaman di seluruh bodi, sehingga teksturnya memantulkan cahaya dekorasi bunga dan lampu pesta dengan elegan.

Sebagai pemersatu, ia mengenakan selendang songket dua warna—merah marun dengan bordir emas dan sisi lainnya hijau zaitun—yang dipanggul di bahu, lalu hijab dusty pink, cincin minimalis, dan riasan natural-glow, membuat kebaya pesta ini siap dibawa ke acara formal tanpa perlu perhiasan berlebihan.

Pada potret kelima, nuansanya bergeser ke gaya mix & match modern, di mana atasan bernuansa kebaya ringan bermotif floral digunakan sebagai inner dan dipadu blazer polkadot serta celana tartan berpotongan lurus, menciptakan permainan pola yang berani namun tetap proporsional berkat palet warna yang saling menahan.

Aksesori yang menguatkan karakter adalah hijab olive gelap, anting bulat kecil, ikat pinggang tipis untuk menegaskan pinggang, dan platform sandal merah bata yang memperpanjang kaki, sehingga eksperimen kebaya sebagai elemen styling harian terasa segar tanpa melepaskan identitas klasiknya.

Isabel Azhari, atau nama lengkapnya Isabelle Tramp, lahir pada 1 Oktober 2005 di Copenhagen, Denmark. Ia merupakan anak keempat dari pasangan Mike Tramp, vokalis band White Lion asal Denmark, dan Ayu Azhari, salah satu aktris papan atas di Indonesia. Latar belakang multikultural yang dimilikinya menjadikan Isabel tumbuh dengan wawasan internasional sekaligus nilai-nilai lokal yang kuat.

Sejak kecil, Isabel sudah menunjukkan ketertarikan pada berbagai bidang, terutama akademik dan seni. Pendidikan dasarnya ia tempuh di Australian Independent School, sebuah institusi internasional yang menanamkan nilai kebebasan berpikir dan eksplorasi kreatif pada peserta didiknya. Setelah lulus, ia melanjutkan pendidikan sains dasar selama sembilan bulan di Jakarta Academics College.

Q: Kebaya encim itu apa?

A: Kebaya encim adalah kebaya peranakan dengan ciri bordir flora warna-warni pada bahan tipis, biasanya dipadukan kain batik atau sarung.

Q: Apa beda kebaya kutubaru dan kebaya Kartini?

A: Kutubaru memiliki panel persegi penghubung sisi kiri–kanan di dada, sedangkan kebaya Kartini umumnya tanpa panel dan lebih polos di bagian depan.

Q: Aksesori wajib saat pakai kebaya untuk acara formal?

A: Bros/kerongsang, selendang, perhiasan simpel, dan sepatu tertutup atau platform yang nyaman agar sikap tubuh tetap tegap.

Q: Tips memilih warna hijab untuk kebaya berpayet?

A: Pilih tone senada atau netral lembut agar tidak bersaing dengan kilau payet, dan gunakan bahan matt supaya tidak terlalu reflektif di lampu.