Sabrina Carpenter Protes Lagu Juno Dijadikan Backsound dalam Video Razia Imigrasi Gedung Putih

5 hours ago 3

Liputan6.com, Jakarta - Pelantun "Espresso" dan "Please Please Please," Sabrina Carpenter protes keras setelah lagu miliknya, "Juno" digunakan dalam video razia imigrasi yang diunggah akun X resmi Gedung Putih di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump.

Dilansir dari The Guardian, Rabu (3/12/2025), dalam video tersebut, petugas Immigration Customs and Enforcement (ICE) terlihat menangkap beberapa orang, sementara bagian lirik lagu “Juno” digunakan sebagai backsound.

Sabrina Carpenter merasa penggunaan "Juno" dalam video ini tak layak dan bertentangan dengan makna lagunya. “Video ini jahat dan menjijikan. Jangan pernah melibatkan saya atau musik saya untuk mendukung agenda tidak manusiawi Anda,” tulisnya di X, pada Selasa (2/12/2025).

Pemerintah Donald Trump telah beberapa kali menggunakan lagu-lagu terkenal untuk membuat konten razia agar terlihat lebih menarik di medsos. Namun, video-video itu justru banyak menuai kecaman. 

Sabrina Carpenter bergabung dengan banyak musisi lain yang juga menolak keras penggunaan musik mereka untuk konten politik tanpa izin.

Presiden AS Donald Trump bertemu Wali Kota terpilih New York City, Zohran Mamdani, di Gedung Putih. Trump menegaskan siap membantu Mamdani membangun New York City agar lebih baik. Suasana berubah canggung ketika seorang jurnalis menyinggung pernyataan Mamdani yang sebelumnya menyebut Trump sebaga...

Musisi Lain Menolak Penggunaan Lagu Tanpa Izin

Sebagai gambaran, Sabrina Carpenter bukan satu-satunya musisi yang lagunya digunakan tanpa izin. Taylor Swift juga pernah mengalami situasi serupa ketika “The Fate of Ophelia” dipakai dalam video yang berisi kumpulan unggahan Donald Trump yang mengejek dirinya.

Video tersebut diunggah akun medsos resmi Gedung Putih sebagai konten politik, yang menyindir Taylor Swift gara-gara mendukung Kamala Harris di pemilu 2024. Konten ini pun sempat viral di jagat maya.

Olivia Rodrigo juga mengalami hal serupa saat Departemen Keamanan Dalam Negeri AS menggunakan lagu “All American B**ch” sebagai latar video yang mendorong imigran tanpa dokumen segera meninggalkan AS secara sukarela.

Respons Gedung Putih Memperbesar Polemik

Tanggapan Gedung Putih terhadap kritik Sabrina Carpenter justru memperburuk keadaan. Dilansir dari Deadline, Rabu (3/12/2025), Wakil Juru Bicara Gedung Putih, Abigail Jackson mengeluarkan pernyataan yang menimbulkan banyak kecaman.

“Kami tidak akan meminta maaf karena mendeportasi penjahat berbahaya. Siapa pun yang membela orang-orang ini pasti bo**h atau lambat (berpikir),” ujarnya. Pernyatan ini dinilai menyamaratakan semua imigran sebagai (maaf) penjahat.

Kebijakan Imigrasi Trump Jadi Sorotan

Beredar kabar, sebagian besar orang yang ditangkap ICE tidak memiliki catatan kriminal sebelumnya. Inilah yang disayangkan berbagai pihak. Kebijakan imigrasi yang diterapkan Donald Trump makin ketat selama masa jabatan keduanya.

Penegak hukum imigrasi di AS makin ketat melalui penangkapan massal, penahanan jangka panjang, dan deportasi besar-besaran. Para ahli Hak Asasi Manusia menyampaikan kekhawatiran mendalam, terutama tentang cara menahan anak-anak bersama orang tua mereka dan penangkapan orang tanpa dakwaan maupun proses hukum yang adil.

Read Entire Article
Dunia Televisi| Teknologi |