Puluhan Siswi Diduga Jadi Korban Pelecehan Guru di SMK Bandung

2 hours ago 2

Bandung, CNN Indonesia --

Puluhan siswi diduga menjadi korban pelecehan seksual guru di SMK 2 Pasundan, Kota Bandung, Jawa Barat. Sebanyak empat di antaranya sudah melayangkan laporan ke kepolisian.

Tim advokasi yang mengawal kasus dugaan pelecehan seksual yang menimpa para siswi itu mengungkap ada puluhan korban yang sudah terdata.

Salah seorang tim perwakilan advokasi korban, Aditya Insani mengatakan dari total puluhan korban tersebut, empat di antaranya sudah membuat laporan resmi ke Unit Perlindungan Perempuan dan Anak Satreskrim Polrestabes Bandung.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Para korban melaporkan beberapa oknum guru yang diduga melakukan pelecehan seksual terhadap para siswi di sekolah tersebut.

"Oknum guru yang telah dilaporkan ke unit perlindungan perempuan dan anak (PPA) Polrestabes Bandung, sejauh ini ada empat pelaporan yang telah diadukan dari total kurang lebih 41 korban dugaan tindak pelecehan yang terjadi di SMK Pasundan 2 Bandung," kata Adit, saat dihubungi CNNIndonesia.com, Jumat (3/10).

Adit mengatakan, tindak dugaan pelecehan ini banyak menimpa terhadap siswi yang masih aktif bersekolah di SMK 2 Pasundan. Setelah kasus ini mencuat, katanya, tidak sedikit siswa yang mengaku mendapat intimidasi.

"Bahkan ada salah satu korban inisialnya A, itu cabut laporan (dari polisi) dan keluar dari sekolah. Jadilah pelapor ini empat, yang tadinya 5. Pas saya tanya, kenapa dicabut laporannya, sama orang tuanya si inisial A ini katanya mau dipindahkan aja khawatir takut ada apa-apa karena ikut dengan bibinya, makanya dipindahin mau dibawa ke Soreang ikut dengan ibu bapaknya langsung," kata Adit.

Adit mengatakan mereka pun telah menerima beberapa aduan dari para orang tua dan wali para korban. Aduan berisi agar pihak sekolah tidak hanya menonaktifkan para guru yang dilaporkan, namun menuntut untuk pecat.

Selain itu, Adit mengungkap ada dugaan pihak sekolah melakukan intimidasi ke beberapa korban untuk tidak melapor kejadian ini ke pihak kepolisian dan menghendaki permasalahan ini diselesaikan secara kekeluargaan.

"Saya berharap agar dilakukan evaluasi secara menyeluruh oleh pihak sekolah. Karena kasusnya sendiri banyak terjadi dan sudah sejak lama" kata Adit.

SMK Pasundan 2 Bandung di Jalan Maleber, Andir, Kota Bandung, Jumat (3/10/2025). (CNNIndonesia/Cesar)SMK Pasundan 2 Bandung di Jalan Maleber, Andir, Kota Bandung, Jumat (3/10/2025). (CNNIndonesia/Cesar)

Salah seorang alumni yang mengaku sebagai korban dugaan pelecehan seksual di SMK 2 Pasundan Bandung menceritakan hal tak enak yang dialaminya saat masih bersekolah di sana.

Ia mengatakan dirinya mengalami pelecehan dari salah seorang guru berinisial A, yang merupakan seorang guru aktif. Guru tersebut, katanya mengajak dirinya untuk berciuman, tangan dipegang, diraba bagian punggung dan memegang tali bra-nya. Kejadian itu terus menerus menimpanya.

Selain itu, dalam obrolannya guru yang berinisial A itu kerap melontarkan kata-kata yang bersifat sensual terhadap korban.

"Kayak, 'kamu mau enggak aku ajak jalan, aku orgasme nih sudah lama tidak gituan mau sama istri'. Saya kesal di situ kesal kemudian menjawab 'bapak apa sih enggak pantas banget kurang ajar banget jadi guru enggak pantas kayak gitu sama murid,'" katanya dalam rilis yang diterima.

Korban sempat melaporkan apa yang dilakukan oknum guru tersebut ke pihak sekolah. Namun pihak sekolah meminta bukti apa yang ia alami.

"...'Kamu kalau misalkan enggak ada bukti bisa dilaporkan dengan tuduhan pencemaran nama baik loh'," katanya menirukan pernyataan dari pihak sekolah.

Apa yang korban alami, diketahui terjadi pada 2023 lalu. Ia baru berani mengungkap apa yang sempat menimpa dirinya, setelah beberapa hari kemarin beberapa siswa mulai meramaikan isu dugaan pelecehan seksual di sekolah tersebut.

Pernyataan sekolah

CNNIndonesia.com mengonfirmasi dugaan pelecehan sekolah itu kepada Kepala Sekolah SMK Pasundan 2 Bandung Aep Suparlan. Sejak kasus ini mencuat, Aep mengaku bersama jajaran sekolah langsung melakukan langkah dengan menonaktifkan mereka yang tuduhkan melakukan dugaan pelecehan seksual.

"Ada enam yang sudah dinonaktifkan. Empat guru, satu petugas kebersihan, dan satu satpam," katanya saat ditemui Jumat pagi.

Selain itu, dia menyatakan pihak sekolah telah membuat posko pengaduan. Posko tersebut dibuat untuk menerima laporan dari mereka para siswi yang menjadi korban dari dugaan pelecehan seksual tersebut.

"Di posko kami ada 15 yang melapor," katanya.

Dia pun membantah soal dugaan pihak sekolah mengintimidasi hingga ada pelajar yang diduga menarik laporan lalu pindah sekolah.

Aep tidak memungkiri, setelah ramainya kasus ini ada siswa yang diduga korban menarik laporannya dan mengundurkan diri. Namun, dia tidak dapat mengungkap alasan soal pengunduran diri siswi tersebut.

"Kami tidak sedikit pun mengintimidasi, mengintervensi. Kami tidak ada upaya apapun untuk menutupi kasus ini," katanya.

Polrestabes Bandung bentuk tim

Sementara itu, Kapolrestabes Bandung, Kombes Pol Budi Sartono mengonfirmasi telah menerima laporan dari empat orang yang diduga korban terkait kasus dugaan pelecehan seksual tersebut.

"Jadi, ada 4 LP yang sudah dilapor di jajaran Polrestabes Bandung," kata Budi.

Selain itu, Budi menyebut pihaknya pun sudah membentuk tim khusus untuk mengungkap kasus ini. Mereka yang dilaporkan ada guru dan sekuriti.

Adapun korban yang membuat laporan terdiri dari siswi SMK 2 Pasundan Bandung dan alumninya.

"Kami sudah membentuk tim khusus agar kasus ini bisa diterangkan dengan baik dan cepat. Dan nanti jika memang sudah mendapatkan titik terang, kami akan melaksanakan laporan perkembangan kasus tersebut," katanya.

(csr/kid)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Dunia Televisi| Teknologi |