Proses Hukum Gedung Ponpes Sidoarjo Ambruk Usai Evakuasi Rampung

2 hours ago 1

Surabaya, CNN Indonesia --

Pengusutan kasus ambruknya gedung Pondok Pesantren Al Khozyni, Buduran, Jawa Timur, bakal dilakukan saat seluruh proses evakuasi korban tuntas.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Suharyanto, mengatakan proses hukum tragedi ini akan diusut oleh pihak kepolisian.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini memang domainnya dari kepolisian ya, tapi saya dapat dapat informasi tentu saja setiap kejadian ya [diusut], apalagi sampai menimbulkan korban jiwa itu sudah otomatis," kata Suharyanto di Posko Sar Gabungan, Sidoarjo, Kamis (2/10).

Suharyanto mengakui ada sejumlah pihak yang sudah dimintai keterangan oleh kepolisian, mulai dari keluarga korban dan santri Ponpes Al Khozyni.

"Memang ada beberapa kemarin upaya sudah memanggil orang tua, santri, kemudian mungkin pihak pesantren di Polda, di Polres, itu yang informasi. Walaupun secara koordinasi karena itu memang wewenang aparat penegak hukum, ya kita sampaikan mungkin agak ditahan dulu sampai dengan kegiatan evakuasi ini selesai," ucapnya.

"Tapi artinya tetap semuanya ada konsekuensi hukum karena kita tinggal di negara hukum," tambahnya.

Suharyanto mengaku masih fokus dalam proses evakuasi dan pencarian korban. Pihaknya belum mendalami menyebab rubuhnya gedung. Sebab, para orang tua korban juga tak menanyakan hal itu.

"Kami tidak mendalami penyebabnya dulu. Dan tadi dari orang tua, semua santri juga belum ada yang menanyakan kenapa ini terjadi. Semuanya masih fokus bagaimana anak saya, ponakan saya untuk bisa selamat, gimana dicarinya, itu masih situ. Jadi, kami belum bisa menjawab itu," ucapnya.

Ia menyebut penyebab rubuhnya gedung itu akan didalami para ahli, termasuk oleh Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan yang disebut sudah berkoordinasj.

"Tentu saja tadi kan Pak Menko juga sudah menyampaikan dengan ke Menko Infrastruktur ini pasti akan terus di dalam gimana penyebabnya. Kita tidak bisa terus memvonis dengan mata telanjang. Nanti salah kan, ilmu kita enggak di situ gitu. Nanti silakan tanya kepada ahlinya," katanya.

Sebelumnya, Polda Jawa Timur juga mengaku belum melakukan penyelidikan terkait dugaan unsur pidana dalam peristiwa ambruknya gedung tiga lantai di Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Senin (29/9).

Kapolda Jawa Timur Irjen Nanang Avianto mengatakan, prioritas pihaknya adalah memastikan evakuasi berjalan aman dan tidak menimbulkan risiko tambahan, baik bagi korban maupun petugas.

"Jadi, saya harus jawab dulu bahwa sekarang fokusnya adalah penyelamatan korban dulu. Korban selamat. Itu yang paling penting. Apakah itu sudah meninggal ataupun masih hidup, itu harus kita upayakan untuk bisa dievakuasi dulu," kata Nanang saat meninjau lokasi kejadian, Selasa (30/9).

Gedung tiga lantai termasuk musala di asrama putra Pondok Pesantren Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, ambruk, Senin (29/9) sore.

Saat kejadian, diketahui ada ratusan santri sedang melaksanakan Salat Ashar berjemaah di gedung yang masih dalam tahap pembangunan tersebut.

Selama tiga hari operasi pencarian, hingga Rabu (1/10) malam, terdapat 108 orang korban telah dievakuasi. Dari jumlah itu, lima di antaranya dilaporkan meninggal dunia.

Sementara 103 lainnya dipastikan selamat namun mengalami luka-luka. Diperkirakan masih ada puluhan orang yang terjebak di reruntuhan. Hingg Kamis (2/10) sore, data itu belum bertambah.

(fra/frd/fra)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Dunia Televisi| Teknologi |