Penjelasan Hukum Bacaan Tajwid Surat Yasin Ayat 62-63

5 hours ago 5

loading...

Hukum tajwid surat yasin ayat 62-63 menjadi salah satu pembahasan penting dalam mempelajari cara membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar. Foto ilustrasi/ist

Hukum tajwid surat yasin ayat 62-63 menjadi salah satu pembahasan penting dalam mempelajari cara membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar.
Kedua ayat ini tidak hanya mengandung makna yang mendalam tentang peringatan Allah kepada manusia, tetapi juga sarat dengan kaidah-kaidah tajwid yang harus diperhatikan agar pelafalan ayat sesuai dengan aturan bacaan Al-Qur’an .

Hukum Tajwid Surat Yasin Ayat 62-63

Surat Yasin ayat 62

وَلَقَدۡ اَضَلَّ مِنۡكُمۡ جِبِلًّا كَثِيۡرًا‌ ؕ اَفَلَمۡ تَكُوۡنُوۡا تَعۡقِلُوۡنَ

Artinya: “Dan sungguh, ia (setan itu) telah menyesatkan sebagian besar di antara kamu. Maka apakah kamu tidak mengerti?”


Hukum Tajwidnya

1. Qalqalah Sughra

Merupakan hukum tajwid ketika huruf dal dalam keadaan sukun (mati), sehingga dibaca memantul namun ringan.

2. Ikhfa Ab’ad

Terjadi saat nun sukun (nun mati) bertemu dengan huruf kaf. Cara membacanya adalah dengan menyamarkan bunyi nun menjadi seperti suara “ng”.

3. Idzhar Mim Mati

Muncul ketika huruf mim mati bertemu dengan huruf jim, di mana bunyi mim diucapkan dengan jelas tanpa dengung.

4. Ikhfa Ab’ad (Tanwin + Kaf)

Jika tanwin bertemu dengan huruf kaf, maka cara membacanya mirip seperti suara “ng” yang disamarkan.

Baca juga: Hukum Pergi Haji dengan Korupsi Kuota Haji, Begini Penjelasan Ulama Mazhab

5. Mad Thabi’i (Mad Asli)

Bentuk mad ini terjadi ketika ada ya sukun yang didahului huruf berharakat kasrah, dan dibaca panjang dua harakat.

6. Mad Iwad

Terjadi pada akhir kalimat yang memiliki tanwin fathah dan dibaca waqaf. Dalam hal ini, suara tanwin dihilangkan dan diganti dengan panjang dua harakat, kecuali jika diakhiri oleh ta marbuthah, yang akan berubah menjadi ha mati saat diwaqafkan.

7. Tanda Waqaf (Al-Waqfu Aula)

Merupakan simbol berhenti dalam Al-Qur’an yang berarti lebih utama berhenti daripada melanjutkan bacaan.

8. Idzhar Mim Mati

Ketika mim sukun bertemu dengan huruf ta, maka mim dibaca secara jelas, tanpa dengung atau samar.

9. Mad Thabi’i (Mad Asli)

Terjadi jika ada wau sukun yang didahului huruf berharakat dhammah, dan dibaca panjang dua harakat.

10. Mad Thabi’i (Mad Asli)

Sama seperti poin sebelumnya, yaitu wau sukun yang didahului huruf berdhammah dan dibaca dua harakat.

11. Mad ‘Aridh Lissukun (Mad Arid Lisukun)

Bentuk mad ini muncul ketika mad thabi’i diikuti oleh huruf hidup di akhir kalimat yang menjadi mati saat diwaqafkan. Panjang bacaan bisa antara dua hingga enam harakat, tergantung cara waqafnya.

Surat Yasin ayat 63

هٰذِهٖ جَهَنَّمُ الَّتِيْ كُنْتُمْ تُوْعَدُوْنَ

Artinya: “Inilah (neraka) Jahanam yang dahulu telah diperingatkan kepadamu”

Hukum Tajwidnya

1. Mad Thabi’i (Mad Asli)

Terjadi ketika huruf ha diikuti oleh alif, namun alif tersebut dihilangkan (dibuang). Tanda berupa garis vertikal di atas menunjukkan adanya alif yang dihapus. Cara membacanya tetap dipanjangkan selama dua harakat.

2. Mad Silah Qashirah

Hukum ini berlaku jika sebelum ha dhamir terdapat huruf yang berharakat (tidak mati). Jika huruf sebelumnya tidak berbaris, maka tidak termasuk mad ini. Bacaan diperpanjang dua harakat.

3. Idgham Ma’al Ghunnah (Idgham Wajib Ghunnah)

Terjadi saat ada nun bertasydid, yang dibaca dengan dengung dan ditahan sesuai aturan ghunnah musyaddadah.

4. Alif Lam Syamsiyyah

Jika alif lam bertemu dengan salah satu huruf syamsiyyah, seperti lam, maka huruf lam pada alif lam dilebur ke dalam huruf setelahnya. Bacaan tidak menampakkan huruf lam, langsung melebur ke huruf syamsiyyah.

5. Mad Thabi’i (Mad Asli)

Terjadi saat ya sukun (mati) didahului oleh huruf berkasrah, dan dibaca panjang dua harakat.

6. Ikhfa Aqrab

Hukum ini muncul ketika nun mati bertemu dengan huruf ta, di mana suara nun dibaca secara samar, tidak jelas seperti idzhar, dan tidak juga melebur seperti idgham.

7. Idzhar Mim Mati

Jika huruf mim mati bertemu dengan huruf ta, maka huruf mim dibaca jelas dan tanpa dengung.

8. Mad Thabi’i (Mad Asli)

Terjadi ketika wau sukun didahului oleh huruf yang berharakat dhammah, dan dibaca panjang dua harakat.

9. Mad ‘Aridh Lissukun

Bentuk mad ini muncul jika mad thabi’i diikuti oleh huruf hidup yang menjadi sukun karena diwaqafkan. Panjang bacaannya antara dua hingga enam harakat, tergantung cara berhentinya. (M/G Shofwatuzzahro)

Baca juga : 2 Ayat Terakhir Surat An-Naba, Latin, Beserta Terjemahannya

(wid)

Read Entire Article
Dunia Televisi| Teknologi |