Motori Transisi Energi, PLN EPI Pamer Keunggulan di Ajang GHES

4 hours ago 1

loading...

Booth transisi energi PLN EPI di ajang Global Hydrogen Ecosystem Summit & Exhibition (GHES) 2025 di Jakarta Convention Center. FOTO/Ist

JAKARTA - PT PLN Energi Primer Indonesia ( PLN EPI ) menegaskan komitmennya sebagai motor utama transisi energi nasional dengan menghadirkan experience booth transisi energi dalam ajang Global Hydrogen Ecosystem Summit & Exhibition (GHES) 2025 yang berlangsung pada 15-17 April 2025 di Jakarta Convention Center.

Booth yang dihadirkan PLN EPI dan anak usahanya Pelayaran Bahtera Adhiguna (BAg) menampilkan berbagai inovasi dan strategi dekarbonisasi sektor energi primer melalui pengembangan bisnis hydrogen dan amonia, pemanfaatan hidrogen untuk perkapalan dan lainnya.

Sekretaris Perusahaan PLN EPI Mamit Setiawan menjelaskan, perusahaan secara aktif mengembangkan berbagai proyek strategis yang bertujuan mempercepat transisi energi nasional. Dia mengatakan, sejumlah langkah konkret telah diambil PLN EPI dengan berbagai inisiatif bisnis berbasis hidrogen hijau, baik melalui kerja sama strategis maupun investasi langsung.

"Kami melihat hidrogen hijau sebagai salah satu solusi terobosan yang paling menjanjikan dalam menurunkan emisi karbon secara signifikan di sektor energi," ungkap Mamit Setiawan dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa (22/4/2025).

Dalam ajang GHES 2025, PLN EPI juga memaparkan strategi investasi dan rencana pengembangan infrastruktur hidrogen hijau di Indonesia. Proyek strategis yang tengah dikembangkan PLN EPI, meliputi pembangunan infrastruktur, seperti electrolyzer berkapasitas besar serta jaringan pipa hidrogen yang akan menghubungkan Sumatera dengan Singapura.

Proyek pengembangan hub hidrogen hijau di Sumatera, yang merupakan kerja sama antara PLN EPI dan Sembcorp Utilities PTE Ltd, diproyeksikan memiliki electrolyzer berkapasitas hingga 675 MW dan menghasilkan antara 50 hingga 100 kilo ton per tahun hidrogen hijau. Infrastruktur ini juga akan dilengkapi pipa bawah laut sepanjang 350 km untuk ekspor ke Singapura.

"Proyek ini merupakan langkah strategis yang tidak hanya akan memperkuat posisi Indonesia di pasar energi regional, tetapi juga mempercepat integrasi energi terbarukan dalam skala besar," jelas Mamit.

Keberhasilan pengembangan proyek hidrogen hijau ini menurutnya akan membuka peluang kolaborasi regional yang lebih luas dan memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat energi rendah karbon terbesar di Asia Tenggara. "Kami optimistis bahwa sinergi antara listrik dan hidrogen akan memberikan manfaat jangka panjang bagi keberlanjutan energi di kawasan ini," tutupnya.

(fjo)

Read Entire Article
Dunia Televisi| Teknologi |