Kiai Said: Muslim China Bisa Menjadi Jembatan Penghubung Peradaban Global

6 hours ago 2

loading...

Ketua Umum LPOI KH Said Aqil Siroj bersama rombongan berkunjung ke China 3-7 November 2025. Mereka mendapat undangan khusus dari Kedutaan Besar China karena latar belakang profesi dan dedikasi yang dimilikinya. Foto/Dok. SindoNews

JAKARTA - China dinilai sangat menghormati dan menyediakan ruang tumbuh (growing space) serta memberikan fasilitasi dan rekognisi bagi semua agama untuk terus berkembang selaras dengan kemajuan negara. Spirit Konfusianisme, Budhisme, Islam, dan spirit keagamaan lainnya telah melebur menyatu dalam kemajuan China.

Hal ini disampaikan Ketua Umum Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI) KH Said Aqil Siroj dalam kunjungannya ke China. Rombongan Kiai Said berkunjung ke China 3-7 November 2025.

”Setelah melalui pengamatan panjang dan melihat realitas langsung di lapangan, kami melihat umat beragama di China, khususnya umat Muslim mempunyai kebebasan dalam menjalankan ibadah. Tentu harus selaras dengan tata aturan dan konstitusi negara,” katanya dalam siaran pers, Rabu (5/11/2025). Baca juga: Menilik Aktivitas Umat Muslim saat Bulan Suci Ramadan di China Barat Laut

Kehadiran negara dan afirmasi pimpinan China terhadap dunia Islam, salah satunya pelestarian situs-situs bersejarah, khususnya masjid-masjid kuno yang berusia ratusan tahun. Termasuk menjaga makam-makam Islam bersejarah sehingga keberadaannya tetap eksis hingga kini. ”Pemihakan Pemerintah China dengan dunia islam, khususnya untuk kemerdekaan Palestina sangatlah nyata dan telah terbukti serta tidak dapat dipungkiri,” tandas ketua umum PBNU periode 2010-2021.

Di sisi lain, realitas membuktikan pemihakan Pemerintah China terhadap muslim Uighur dan Xinjiang. Hal itu dibuktikan dengan pembangunan semua infrastruktur yang lebih modern. Kemudian menjamin kehidupan sosial, ekonomi, budaya dan keagamaan berjalan dengan maju, modern dan damai.

"Tuduhan pihak pihak tertentu, terutama propaganda barat atas realitas kehidupan dan keagamaan di Masyarakat Uighur dan masyarakat Xinjiang yang dikatakan dalam tekanan, adalah salah dan tidak benar adanya,” ujar pengasuh Ponpes Al Tsaqofah ini.

Masyarakat Uighur dan Xinjiang pada umumnya hidup damai, bahagia, serta memiliki sumber kehidupan yang memadai dan dijamin negara. Index kebahagiaan manusia dan angka harapan hidup masyarakat Uighur dan Xinjiang cukup tinggi. Fakta dan realitas ini membuktikan tidak ada tekanan kehidupan dan justru sebaliknya jaminan kehidupan dari negara sangat bisa dirasakan masyarakat.

Kiai Said menambahkan, selaras dengan dinamika global, China juga menjalankan upaya menjaga keamanan dan ketertiban nasional di negaranya. Setiap ancaman tantangan, gangguan dan hambatan stabilitas nasional harus diatasi. Termasuk berbagai ancaman tumbuh kembangnya radikalisme, ekstrimisme dan terorisme.

”Radikalisme, ekstrimisme dan terorisme adalah musuh negara dan musuh agama. Upaya memberantas radikalisme, ekstremisme, dan terorisme sah dan dibenarkan. Maka kehadiran negara dalam menindak pelaku kejahatan terorisme di manapun berada tidak bisa disalahkan,” tandasnya.

Ketua Umum Majelis Islam A'la Indonesia (MIAI) ini menuturkan Muslim China tumbuh dan berkembang dengan baik. Bahkan ke depan, mereka bisa menjadi jembatan penghubung bagi peradaban global sekaligus, berpotensi menjadi perekat Muslim global.
Kehadiran mereka bila terorkestrasi dengan baik dapat menjadi soft diplomacy bagi keterhubungan Muslim global.

Kyai Said kemudian mengusulkan ke depan China menghidupkan dan menghadirkan kembali Spirit Muhibah Laksamana Zheng Ho. Tujuannya menempatkan posisi China menjadi lebih terpercaya dan terdepan dalam pemihakan terhadap dunia Islam serta toleransi beragama pada umumnya.

Sehingga ke depan bisa segera diwujudkan misi "Dari China Bersama Komunitas Muslim Untuk Peradaban Lebih Baik". LPOI sebagai asosiasi ormas Islam Indonesia siap menjadi garda depan terwujudnya cita-cita tersebut. ”Kami terus akan bekerja mewujudkan misi ini dan kami sangat yakin hal ini akan segera terjadi,” terangnya. Baca juga: Kiai Said Aqil Siroj: Segera Wujudkan Jalur Sutera Islam Indonesia-China

Sekjen LPOI Imam Pituduh menambahkan, kecanggihan teknologi dan semangat juang generasi muda China yang pantang menyerah serta ekspansif, akan menjadi kanal baru bagi persahabatan kaum muda dunia, yang dapat diorkestrasi secara digital dan ultra digital secara berkelanjutan. Keterhubungan Muslim Indonesia dan China bisa dioptimalkan untuk membangun babak baru peradaban muslim global.

Selain Kiai Said dan Imam Pituduh, rombongan delegasi kunjungan ke China yakni Yusnar Yusuf Rangkuti, KH Anwar Sanusi, Baharudin Husein, KH Sadzeli Karim, Muhammad Yunus, H Faisal Nur Syamsi, H Yance Andrianto, TGH Muslihan Habib, dan KH Imam Sofwan Yahya, Indera Hidayat, dan Rohmat Faisol. Mereka mendapat undangan khusus dari Kedutaan Besar China karena latar belakang profesi dan dedikasi yang dimilikinya.

(poe)

Read Entire Article
Dunia Televisi| Teknologi |