Happy Salma Umumkan Festival Teater Indonesia 2025 di 4 Kota, Ruang Silaturahmi Budaya dan Sastra

Liputan6.com, Jakarta Happy Salma mengumumkan Festival Teater Indonesia 2025 atau FTI 2025 yang hadir sebagai titik pertemuan lintas kota serta ruang berekspresi bagi ekosistem teater Tanah Air. Kegiatan ini hasil kolaborasi Titimangsa dan Penastri (Perkumpulan Nasional Teater Indonesia).

Didukung Direktorat Jenderal Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan Kebudayaan, Kementerian Kebudayaan RI, FTI 2025 akan menyapa 4 kota yakni Medan, Palu, Mataram, dan Jakarta. Yang disajikan FTI 2025 bukan hanya pertunjukan di atas panggung.

Para pencinta seni juga akan dibuai sesi bincang karya, diskusi, jelajah panggung, lokakarya, dan Teras FTI yang mewadahi berbagai komunitas setempat. Happy Salma mengatakan, ini Festival Teater Indonesia edisi perdana. Ia pun punya harapan khusus.

“Saya harap kegiatan ini tak hanya membuka ruang silaturahmi budaya dan kesusastraan, tapi juga menjadi ruang untuk membuka diri, beradaptasi satu sama lain dari seluruh Indonesia,” kata Penggagas Festival Teater Indonesia, Happy Salma.

Kehidupan Putri Diana memang menarik untuk diketahui. Oleh karenanya, sebuah teater pertunjukkan di New York, akan menyelenggarakan drama musikal mengenai kehidupan pribadi Putri Diana pada maret 2020.

Lewat pernyataan tertulis yang diterima Showbiz Liputan6.com, Senin (1/12/2025), Happy Salma mengingatkan, meski rakyat Indonesia punya latar belakang, usia, bahkan interes yang berbeda, panggung seni bisa menyatukan.

“Di Festival Teater Indonesia, kita akan mempererat tali persaudaraan, utamanya dalam ekosistem seni teater Tanah Air,” ujarnya. FTI 2025 mengangkat tema “Sirkulasi Ilusi” yang menyoroti pertemuan realitas dan representasi di tengah kehidupan kontemporer.

Lewat tema ini, FTI berupaya memperluas sirkulasi gagasan, mempertemukan seniman lintas wilayah, serta memperkaya khazanah hubungan antara teks sastra dan panggung pertunjukan. FTI akan jadi perayaan seni teater dan pertemuan para praktisi, pendukung, juga penonton.

Direktur Jenderal Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan Kebudayaan, Ahmad Mahendra menyatakan, FTI selaras dengan agenda besar Kementerian Kebudayaan RI, terutama penguatan ekosistem sastra dan Manajemen Talenta Nasional (MTN) Seni Budaya.

“Pertama, selaras dengan program-program penguatan ekosistem sastra, FTI menjadi ruang penting untuk mendorong alih wahana karya sastra Indonesia ke panggung teater. Praktik silang-media seperti ini efektif menghidupkan ekosistem sastra,” urai Ahmad Mahendra.

“Kedua, FTI sejalan dengan tujuan MTN Seni Budaya, yaitu membuka ruang bagi lahirnya talenta-talenta baru untuk berkiprah di panggung nasional dan internasional. FTI memperkuat jalur perkembangan karier mereka di bidang sastra dan seni pertunjukan,” pungkasnya.