Liputan6.com, Jakarta Grup musik God Bless yang telah menjadi legenda hidup Indonesia, sudah bertahan selama lima dekade sejak mereka berdiri pada 1973 silam. Eksistensi God Bless sebagai band pengusung genre hard rock di industri musik Indonesia juga telah menjadi referensi dan acuan banyak musisi bergenre sama pada era saat ini.
Menjadi salah satu panutan dalam bermusik, bukan berarti perjalanan God Bless selalu berwarna dan dipenuhi kejutan baru. Ada kalanya para personel band ini mengalami titik jenuh. Bahkan dalam hal berkarya pun beberapa kali kebuntuan pernah melanda mereka.
Menariknya, tak semua kondisi itu ditanggapi dengan kaku. Para personelnya lebih memilih untuk menanggapinya dengan cara menikmati waktu bersama dengan kumpul bareng. Terkadang, acara hangat itu turut diramaikan oleh kehadiran anggota keluarga dari tiap personel God Bless.
Hal ini disampaikan secara langsung oleh Denny MR, Media Relation God Bless yang telah mengikuti perkembangan band ini secara mendalam sejak bergabung dalam manajemen pada tahun 2016, saat dihubungi tim Showbiz Liputan6.com, pada akhir pekan lalu, dikutip Rabu (14/5/2025).
"Mereka itu pada dasarnya orang-orangnya menyenangkan meskipun bagi sebagian orang atau media-media, agak terjesan irit bicara atau angker, sebenarnya mereka enggak begitu sih. Kalau ada yang menilai irit bicara, harus dibayangkan bahwa God Bless itu kan sudah dari 1970-an melakukan wawancara, menjawab pertanyaan seputar karier dan problem mereka. Jadi, secara manusiawinya, sudah jenuh mereka itu, kan," ujarnya melalui sambungan telepon.
Denny MR pun meyakinkan bahwa para personel God Bless, mulai dari Ahmad Albar, Ian Antono, Donny Fattah, Abadi Soesman, bukanlah musisi yang angker dan pelit bicara. Bahkan sosok seperti Ahmad Albar lebih senang bercanda dengan orang-orang di sekitarnya. Tak heran ketika sedang mengalami fase jenuh, para personel God Bless sanggup mengatasinya dengan berbagai cara.
Kejenuhan yang Diatasi Secara Berbeda dari Band Lain
Meskipun baru bergabung sejak 2016, Denny MR sudah bisa merasakan betapa God Bless selalu berhasil mengatasi titik jenuh. Salah satu caranya adalah dengan mempererat hubungan antar personel yang pada akhirnya terasa seperti keluarga sendiri.
"Stagnan dan kreativitas adalah satu hal yang selalu beriringan. Dan itu muncul pada saat seseorang sudah menjalani masa karier yang panjang. Jadi ada juga kejenuhan-kejenuhan itu. Kalau masalah kreatif, semua anak band pasti punya, ya. Yang anak band belum banyak punya itu biasanya dialami band-band lama yang berumur panjang,, dan God Bless sering berada di situasi itu, orang mungkin banyak yang belum tahu," jelas Denny MR.
"Nah, God Bless itu kan sudah seperti keluarga. Maksudnya, hubungan personalnya tidak seperti anak band yang hanya kumpul untuk latihan saat mau manggung," ungkap Denny.
Mengajak Anggota Keluarga Tiap Personel
Bukan hanya personelnya ataupun manajemen dan tim band, God Bless juga kerap mengajak anggota keluarga tiap personel seperti anak bahkan hingga cucu masing-masing. Selain itu, mereka bukan sekadar band yang hanya berkumpul jika ada tawaran manggung. Hal itulah yang menjadi faktor utama pada God Bless sehingga bisa mempertahankan keutuhan band.
"Jadi God Bless itu mau ada acara panggung, maupun tidak, kadang-kadang suka menyempatkan berkumpul. Kadang di vila Ahmad Albar yang di Cisalak. Ramai-ramai, bawa anak cucu. Kalau ada yang ulang tahun kumpul. Biasanya di basecamp kami di Cibubur, rumahnnya Ian Antono. Di situ kami berlatih setiap seminggu sekali," ungkap Denny MR.
"Mungkin karena mereka itu ada tawaran manggung maupun tidak, mereka latihan. Dan itu yang akhirnya menjaga energi mereka sebagai anak band yang sudah berumur 50 tahun lebih," sambungnya.
Tak Membiarkan God Bless Bubar
Selain itu, Denny MR juga menjadi saksi betapa tiap permasalahan yang melanda God Bless selalu bisa diselesaikan dengan baik. Bahkan, Para personelnya tak mau masalah yang menimbulkan pertikaian harus berakhir dengan mengorbankan band. Hal itulah yang menjadi faktor bertahannya God Bless hingga hari ini.
"Kalau di mata saya sebenarnya, untuk anak band itu, salah satu tantangan terbesarnya bukan semata-mata masalah kreatif, tapi masalah kebuntuan, masalah kebosanan. Bagaimana bertahan dalam kebosanan, itu kan sesuatu yang berat, ya. Saya sering melihat ketika mereka buntu, bertikai... Tapi separah apapun itu, tidak sampai mengorbankan God Bless," ungkap Denny.
"Seolah-olah ada semacam pantangan untuk berpikir membubarkan God Bless. Itu sebabnya sampai sekarang saya masih bersama mereka dan God Bless tetap tampil terus. Karena selalu ada energi-energi baru setelah rasa bosan itu lewat," ia melanjutkan.
Siap Gelar Konser Unplugged Pertama Setelah 52 Tahun Berkarya
Sebagai informasi, grup God Bless berencana menggelar konser dalam format akustik di Balai Sarbini, Jakarta, pada 17 Mei 2025. Ini bakal menjadi konser akustik pertama bagi Achmad Albar Cs, selama 52 tahun band rock legendaris ini berkarya.
Menurut Achmad Albar, konsep ini menjadi sesuatu yang baru bagi God Bless. Mengusung format akustik yang identik lebih intimate, diharapkan konser nanti memberikan pengalaman berbeda bagi penonton.
"Kayaknya sesuatu yang baru buat kita. Kenapa nggak kita coba, buat suatu suasana yang beda gitu," ujar Achmad Albar di Kawasan Kalibata, Jakarta Selatan, Rabu (7/5/2025).
"Ini kan lebih akrab, artinya dengan akustik kita lebih dekat dengan penonton. Ya mudah-mudahan menjadi suatu tontonan yang menarik," sambung Achmad Albar.