loading...
Festival Perahu Baganduang yang digelar di tepian Muko Lobuah, Desa Banjar Padang, Kuantan Mudik, Kuansing, Riau resmi dibuka pada Sabtu (5/4/2025). Foto/Ist
KUANSING - Festival Perahu Baganduang yang digelar di tepian Muko Lobuah, Desa Banjar Padang, Kecamatan Kuantan Mudik, Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), Riau resmi dibuka pada Sabtu (5/4/2025).
Festival Perahu Baganduang ini merupakan warisan leluhur yang terus dilestarikan. Ketua DPRD Kuansing sekaligus tokoh Masyarakat Kuantan Mudik, Juprizal menyatakan siap mendukung penganggaran festival ini melalui DPRD Kuansing untuk meningkatkan dan memeriahkan budaya serta tradisi masyarakat Kuantan Mudik.
"Kedepannya, juga perlu kolaborasi dan sinergi dari seluruh elemen masyarakat untuk mensukseskan dan memperbaiki apa saja yang perlu kita tingkatkan untuk memeriahkan tradisi yang dibanggakan oleh masyarakat Kuansing, khususnya masyarakat Kuantan Mudik," ujar Juprizal dalam keterangannya Minggu (6/4/2025).
Sementara Wakil Bupati (Wabup) Kuansing, Muklisin beserta rombongan saat hadir disambut prosesi adat Manjopuik Limau, dan dilanjutkan dengan pawai Festival Perahu Baganduang yang dimulai dari Tepian Pulau Koto Lubuk Jambi menuju Tepian Muko Lobuah Desa Banjar Padang.
Wabup Kuansing mengapresiasi penyelenggaraan Festival Perahu Baganduang. Ia menyampaikan bahwa agenda rutin dan sarat dengan budaya serta tradisi ini patut dihargai dan dilestarikan, karena telah meraih penghargaan Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) dari Pemerintah Republik Indonesia.
Muklisin mengaku begitu takjub dengan antusiasme dari ribuan masyarkat yang ikut memeriahkan Festival Perahu Baganduang.
"Kehadiran masyarakat ini merupakan bentuk dukungan dan cintanya terhadap pelestarian budaya Kuansing, khususnya budaya Kuantan Mudik. Tradisi ini diharapkan mampu menarik wisatawan lokal, nasional bahkan internasional, sehingga dapat meningkatkan geliat perekonomian masyarakat tempatan," tandas Muklisin.
Diketahui pada masa lalu, perahu ini digunakan oleh raja-raja sebagai alat transportasi. Seiring waktu, tradisi berlayar dengan perahu ini pun bertransformasi, menjadi bagian dari ritual pengantaran limau oleh pemuda yang didampingi oleh ninik mamak ke rumah calon mertua pada pagi hari raya.
Dalam budaya masyarakat Kuantan Mudik, terdapat tradisi mandi balimau, yang dilakukan sebagai simbol pembersihan diri menjelang hari raya Idulfitri.
(shf)