Dokter Penyedia Ketamin untuk Aktor Matthew Perry Dijatuhi Hukuman Penjara Usai Sidang Putusan

3 weeks ago 38

Liputan6.com, Jakarta - Kematian aktor Matthew Perry pada akhir Oktober 2023 menyisakan duka mendalam bagi dunia hiburan. Dilansir dari reuters.com, Sabtu (6/12/2025), pemeran Chandler Bing dalam serial Friends itu ditemukan tak bernyawa di jakuzi rumahnya di Los Angeles, AS.

Laporan autopsi menyebut Matthew Perry meninggal akibat “efek akut ketamine” yang bercampur beberapa faktor lain hingga membuatnya kehilangan kesadaran lalu tenggelam.

Setahun setelah tragedi itu, proses hukum terhadap orang-orang yang diduga berperan dalam kematian Matthew Perry mencapai babak baru. Seorang dokter California, Dr. Salvador Plasencia, dijatuhi hukuman 30 bulan penjara setelah terbukti secara ilegal memberikan ketamin kepada sang aktor.

Ia sebelumnya mengelola klinik perawatan darurat di luar Los Angeles dan mengaku bersalah atas empat dakwaan distribusi obat bius tanpa izin. Dalam pernyataannya di persidangan, hakim Sherilyn Peace Garnett menegaskan, tindakan Plasencia bukan hanya melanggar hukum, tapi juga menempatkan Matthew Perry di jalur berbahaya.

“Anda dan yang lain membantu Mr. Perry tetap berada di jalan menuju akhir seperti ini sambil terus memuaskan kecanduannya,” ujar Sherilyn Peace ketika menjatuhkan vonis.

Plasencia pun menyampaikan penyesalan mendalam di hadapan keluarga Matthew Perry. Ia mengaku telah melakukan kesalahan besar dan mengatakan, “Saya telah mengecewakan Mr. Perry, mengecewakan keluarganya, dan mengecewakan komunitas.”

Ketika menoleh langsung ke keluarga Matthew Perry, Salvador Plasencia menambahkan, “Saya benar-benar menyesal.” 

Kabar duka menyelimuti dunia hiburan Indonesia. Komedian sekaligus presenter Nina Carolina, atau yang akrab disapa Mpok Alpa, meninggal dunia pada Jumat (15/8) pukul 08.31 WIB. Kabar ini disampaikan langsung oleh Raffi Ahmad dan Irfan Hakim disertai ...

Jaringan Ketamin dan Pesan Teks yang Mengungkap Motif

Penyelidikan mendalam menunjukkan Matthew Perry sebenarnya sedang menjalani terapi ketamin untuk depresi dan kecemasan di klinik resmi. Ketika dokter menolak meningkatkan dosis, Matthew Perry berpaling kepada penyedia layanan yang tidak bertanggung jawab.

Jaksa federal Martin Estrada menyebut, para terdakwa memanfaatkan kondisi sang aktor untuk mencari keuntungan. Reuters.com, Sabtu (6/12/2025) juga mengabarkan, beberapa minggu sebelum Matthew Perry meninggal,Dr. Salvador Plasencia disebut menyuntikkan ketamin ke tubuhnya beberapa kali, termasuk di rumah dan sekali di kursi belakang mobil yang diparkir.

Abcnews.com pada Sabtu, (6/12/2025), mewartakan, salah satu temuan yang memberatkan adalah pesan teks Dr. Salvador Plasencia kepada Dr. Mark Chavez (terdakwa lain) yang berbunyi, “Saya penasaran berapa banyak orang b***h ini akan membayar.” Pesan itu menunjukkan bagaimana Matthew Perry diperlakukan sebagai sumber uang, bukan pasien.

Jaksa juga menjelaskan, Matthew Perry menerima sekitar 70 vial ketamin hanya dalam satu bulan terakhir hidupnya, menghabiskan lebih dari USD 60.000. Ketamine yang beredar berasal dari beberapa pihak, termasuk pengedar yang dikenal dengan julukan “Ratu Ketamin” serta asisten pribadi Perry, Kenneth Iwamasa, yang menyuntikkan sebagian dosis.

Empat terdakwa lain Chavez, Iwamasa, Jasveen Sangha alias “Ketamine Queen,” dan Erik Fleming sebagai perantara lebih dulu mengaku bersalah. Mereka dijadwalkan menerima hukuman dalam beberapa minggu mendatang.

Air Mata Keluarga Perry dan Pengakuan Langsung di Ruang Sidang

Sidang vonis berjalan penuh emosi. Alex Stone, salah satu saksi yang hadir, menggambarkan Plasencia terus-menerus mengusap wajah dan matanya seolah mencoba menahan tangis. Brian Bucmire, yang juga mengikuti persidangan, menambahkan, Plasencia sudah kehilangan lisensi medis, klinik, dan praktik sebelum akhirnya dijatuhi hukuman.

“Inilah hukuman yang akan Anda hadapi ketika melanggar sumpah sebagai dokter,” ujarnya. Keluarga Matthew Perry turut memberi pernyataan dampak korban. Ibunya, Suzanne Morrison, mengingatkan Plasencia tentang tanggung jawab dokter.

“Ada sumpah yang diambil oleh dokter, dan saya pikir sumpah itu benar-benar dilupakan,” tegas Suzanne Morrison sambil menatap langsung terdakwa. Ia juga berkata, “Saya ingin Anda melihat ini adalah ibunya. Ini adalah hal yang buruk untuk dilakukan.”

Dalam pernyataan tertulis sebelumnya, Suzanne dan ayah tiri Perry, jurnalis Keith Morrison, menyebut para terdakwa sebagai “serigala rakus” yang mengeksploitasi perjuangan sang aktor.

Mereka menulis, “Tidak ada orang yang hidup dan terhubung dengan dunia ini yang tidak menyadari perjuangan Matthew, tetapi dokter ini bersekongkol untuk menghancurkan perjuangannya.”

Dalam sidang, Suzanne Morrison berdiri dan berkata, “Saya adalah ibunya.” Ia menambahkan, “Ini hal yang buruk untuk dilakukan.” Momen ini membuat ruang sidang hening karena Plasencia menangis sambil menatapnya.

Kasus ini makin menyorot kondisi Matthew Perry sebelum meninggal. Dalam wawancara terakhirnya dengan Diane Sawyer, ia mengaku sedang berjuang melawan gangguan penyalahgunaan zat.

‘Ratu Ketamin’, Bukti Baru, dan Arah Kasus Selanjutnya

Jaringan penyedia ketamin ilegal yang melibatkan Matthew Perry ternyata jauh lebih kompleks dari dugaan awal. Jaksa menyebut, sebagian besar suplai ketamin datang dari Jasveen Sangha, yang dikenal luas sebagai “Ketamine Queen.”

Pemberitaan Abcnews.com pada Sabtu (6/12/2025) juga menyebut, ia pernah menjual 50 vial kepada Matthew Perry hanya dalam dua minggu. Saat kediamannya digeledah, ditemukan 80 vial ketamin, kokain, metamfetamin, dan obat terlarang lain.

Dalam penyelidikan, Plasencia mengaku mengenal Matthew Perry melalui seorang pasien yang mengatakan bahwa sang aktor mau membayar mahal untuk terapi ketamin. Dari sana, transaksi berlangsung cepat.

Setelah vonis dibacakan, Plasencia langsung diborgol di ruang sidang. Ibunya terdengar menangis saat ia dibawa keluar. Keith Morrison mengatakan, “Ini adalah kisah tragis. Terkadang orang baik bisa melakukan hal buruk, dan sistem hukum harus memperhitungkannya.”

Bagi keluarga Matthew Perry, putusan ini menjadi langkah awal menuju keadilan setelah kehilangan yang begitu besar.

Read Entire Article
Dunia Televisi| Teknologi |