loading...
Karier Anthony Joshua berada di persimpangan jalan setelah kekalahan telaknya dari Daniel Dubois. Namun, alih-alih fokus kembali ke puncak dunia tinju, mantan juara dunia kelas berat itu justru dikaitkan dengan pertarungan kontroversial melawan Jake Paul. Tawaran duel yang berpotensi menghasilkan 39 juta poundsterling (sekitar Rp780 miliar) ini menuai perdebatan tajam di kalangan pecinta tinju.
Jake Paul, YouTuber yang kini menjelma sebagai petinju profesional, semakin vokal menantang Joshua di media sosial. Petinju Amerika itu bahkan meremehkan kemampuan Joshua dengan menyebutnya memiliki "dagu rapuh" dan minim keterampilan bertarung. Keberanian Paul semakin besar setelah ia mengalahkan legenda tinju Mike Tyson dalam pertarungan sebelumnya.
Meski duel ini bisa menjadi sumber pendapatan besar bagi Joshua, para pengamat menilai pertarungan ini justru akan merusak kredibilitasnya. Joshua yang kini berusia 35 tahun semestinya lebih fokus untuk kembali merebut gelar juara dunia, bukan terlibat dalam duel yang lebih bernuansa hiburan dibanding kompetisi serius.
"Joshua harus memikirkan kembali langkah selanjutnya dengan bijak. Pertarungan melawan Jake Paul mungkin menghasilkan uang besar, tetapi dampaknya terhadap reputasi dan warisan tinjunya bisa sangat merugikan," kata salah satu analis tinju.
Sejak kalah dari Dubois di depan hampir 100 ribu penonton di Wembley, Joshua menghadapi tekanan besar untuk bangkit. Beberapa pihak menyarankan agar ia kembali melawan petinju kelas dunia yang lebih kredibel untuk memperbaiki posisinya di kancah tinju profesional.
Joshua sendiri pernah memuji keberadaan Jake Paul di dunia tinju sebagai sesuatu yang positif, tetapi menerima tantangan dari Paul bisa menjadi bumerang bagi kariernya. Jika Joshua kalah, itu akan menjadi salah satu kejutan terbesar dalam sejarah tinju. Bahkan jika ia menang, banyak yang berpendapat bahwa itu tidak akan meningkatkan statusnya di dunia tinju.
Dengan begitu banyak hal yang dipertaruhkan, langkah yang akan diambil Joshua dalam beberapa bulan mendatang akan menentukan apakah ia masih layak disebut sebagai salah satu petinju terbaik dunia, atau sekadar mantan juara yang tergoda oleh gemerlap hiburan di luar tinju profesional.
(sto)