Ada Cold Moon Nanti Malam, Super Moon Terakhir di 2025 Buat Bulan Terlihat Lebih Besar dan Terang

Liputan6.com, Jakarta Langit Indonesia akan kembali dimanjakan dengan pemandangan astronomi yang memukau di penghujung tahun 2025. Fenomena yang dikenal sebagai "Cold Moon" atau Bulan Dingin, yang sekaligus merupakan "Supermoon" terakhir tahun ini, akan mencapai puncaknya pada Kamis, 4 Desember 2025.

Peristiwa langka ini akan menampilkan bulan purnama yang terlihat lebih besar dan lebih terang dari biasanya, menjadi kesempatan emas bagi para pengamat langit di seluruh Nusantara. Cold Supermoon ini diperkirakan akan menjadi salah satu momen astronomi paling menarik yang menutup tahun.

Masyarakat diimbau untuk mempersiapkan diri mengamati fenomena super moon yang istimewa ini, yang tidak hanya menawarkan keindahan visual tetapi juga memiliki makna historis dan potensi dampak tertentu.

Istilah "Cold Moon" merujuk pada bulan purnama tradisional yang terjadi di bulan Desember. Penamaan ini berakar dari tradisi suku asli Amerika, seperti suku Mohawk dan Mohican, yang mengaitkannya dengan kondisi cuaca dingin ekstrem dan malam yang panjang di Belahan Bumi Utara.

Nama lain untuk Cold Moon termasuk "Long Night Moon" atau "Moon Before Yule", yang semuanya menggambarkan karakteristik musim dingin. Secara spiritual, Cold Moon sering dimaknai sebagai waktu untuk refleksi, introspeksi, dan pembaruan diri, mendorong pelepasan hal yang tidak lagi bermanfaat.

Sementara itu, fenomena super moon terjadi ketika bulan purnama bertepatan dengan posisi Bulan yang berada di titik terdekatnya dengan Bumi dalam orbit elipsnya, yang disebut perigee. Akibatnya, Bulan dapat terlihat hingga 14% lebih besar dan 30-33% lebih terang dibandingkan bulan purnama biasa.

Meskipun "Supermoon" bukan istilah astronomi resmi, sebutan ini umum digunakan untuk bulan purnama yang berada dalam jarak setidaknya 90 persen perigee. Pada tahun 2025, Cold Moon bertepatan dengan fenomena super moon, menjadikannya terlihat lebih menawan.

Cold Supermoon 2025 akan mencapai puncak fase purnamanya pada Kamis, 4 Desember 2025. Ini adalah momen terbaik bagi masyarakat Indonesia untuk mengamati keindahan super moon ini.

Untuk wilayah Waktu Indonesia Barat (WIB), puncak fase purnama akan terjadi pada pukul 21.48 WIB tanggal 4 Desember 2025. Sementara itu, di Waktu Indonesia Tengah (WITA), puncak akan berlangsung pada pukul 22.48 WITA, dan di Waktu Indonesia Timur (WIT) pada pukul 23.48 WIT.

Meskipun Bulan akan mencapai iluminasi 100% pada 5 Desember 2025 pukul 06.14 WIB, waktu terbaik untuk mengamatinya adalah saat Bulan baru terbit di ufuk timur setelah matahari terbenam pada 4 Desember. Pada momen ini, ilusi optik akan membuat Bulan tampak sangat besar dan dramatis, terutama jika terlihat di atas pepohonan atau gedung.

Untuk mendapatkan pengalaman pengamatan Cold Supermoon yang maksimal di Indonesia, ada beberapa tips yang bisa diikuti. Persiapan yang baik akan membantu Anda menikmati pemandangan super moon ini dengan lebih jelas dan berkesan.

• Pilih Lokasi Minim Polusi Cahaya: Carilah area yang jauh dari lampu kota agar pengamatan lebih jelas.
• Cek Kondisi Cuaca: Langit cerah tanpa awan adalah kunci utama; pantau prakiraan cuaca, terutama mengingat potensi musim hujan.
• Waktu Pengamatan Ideal: Amati Bulan segera setelah terbit di ufuk timur setelah matahari terbenam pada 4 Desember untuk efek "ilusi Bulan" yang membuatnya tampak lebih besar.
• Tanpa Alat Khusus: Cold Supermoon dapat dinikmati dengan mata telanjang, tidak memerlukan peralatan optik.
• Gunakan Alat Bantu (Opsional): Teropong atau teleskop dapat membantu melihat detail kawah dan permukaan Bulan dengan lebih tajam, namun tidak wajib.
• Cari Horizon yang Jelas: Lokasi yang tinggi, lapangan terbuka, atau garis pantai yang menghadap ke timur bisa menjadi alternatif untuk pandangan tanpa halangan.
• Abadikan Momen: Bagi pecinta fotografi, gunakan lensa 50-100mm untuk pemandangan atau 400-600mm untuk close-up, dengan pengaturan ISO 100-200 dan aperture f/4 hingga f/8.

Fenomena Cold Supermoon tidak hanya menarik secara visual, tetapi juga berpotensi membawa dampak tertentu. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengingatkan adanya potensi peningkatan pasang air laut atau "King Tides" (pasang perigean).

Gravitasi Bulan yang lebih kuat saat berada dekat dengan Bumi dapat menyebabkan tingginya pasang air laut melebihi kondisi normal, dengan kenaikan pasang surut laut berkisar antara 20 hingga 30 cm. Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyebut Cold Moon 2025 akan bersifat "ekstrem" di Indonesia karena bertepatan dengan fase lunar standstill.

Wilayah pesisir, terutama di pantai utara Jawa dan daerah rawan lainnya, berisiko mengalami banjir rob, khususnya jika bertepatan dengan musim hujan. Masyarakat diimbau untuk memantau informasi terbaru dari BMKG dan BNPB untuk peringatan dini terkait cuaca ekstrem yang mungkin terjadi akibat fenomena super moon ini.

Selain Cold Supermoon, bulan Desember 2025 juga menawarkan serangkaian fenomena langit menarik lainnya yang sayang untuk dilewatkan oleh para pengamat.

• Konjungsi Bulan dan Jupiter: Pada 7 Desember, Bulan yang hampir purnama akan tampak sangat dekat dengan planet Jupiter di rasi bintang Gemini, dapat dinikmati dengan mata telanjang.
• Elongasi Barat Maksimum Merkurius: Tanggal 7 Desember juga menjadi waktu terbaik untuk mengamati Merkurius sebelum matahari terbit, karena planet ini mencapai titik terjauh dari Matahari.
• Hujan Meteor Geminid: Puncak hujan meteor Geminid akan terjadi pada malam 13-14 Desember 2025. Ini adalah salah satu hujan meteor paling produktif, dengan potensi 60 hingga 120 meteor per jam dalam kondisi ideal, didukung oleh kondisi Bulan yang redup.
• Solstis Desember: Pada 21 Desember, akan terjadi titik balik Matahari yang menandai awal musim dingin di Belahan Bumi Utara dan musim panas di Belahan Bumi Selatan.