loading...
Mengacu pada Perintah Eksekutif 14024, Rusia dianggap sebagai tanggapan atas ancaman yang tidak biasa dan luar biasa terhadap keamanan nasional, kebijakan luar negeri, dan ekonomi Amerika Serikat. Foto/Dok
JAKARTA - Presiden Donald Trump telah memperpanjang sanksi AS ( Amerika Serikat) terhadap Rusia selama satu tahun lagi, berdasarkan asumsi bahwa Moskow masih menimbulkan ancaman serius bagi keamanan nasional dan ekonomi negara itu.
Washington memberlakukan, pembatasan pada Rusia setelah mencaplok Krimea menyusul referendum yang diadakan pada 2014, dan kemudian atas dugaan campur tangan Moskow dalam pemilihan Amerika. Sanksi tersebut diperluas secara drastis setelah eskalasi konflik Ukraina pada Februari 2022.
Perpanjangan terbaru sanksi AS yang disetujui oleh Trump dan tertanggal 10 April 2025, telah diposting ke dalam situs web Federal Register. AS mengumumkan "Kelanjutan Darurat Nasional Sehubungan dengan Kegiatan Asing Berbahaya yang Ditentukan dari Pemerintah Federasi Rusia."
Ini terutama mengacu pada Perintah Eksekutif 14024 yang ditandatangani oleh mantan Presiden Joe Biden pada April 2021 sebagai tanggapan atas "ancaman yang tidak biasa dan luar biasa terhadap keamanan nasional, kebijakan luar negeri, dan ekonomi Amerika Serikat" yang diduga ditimbulkan oleh Rusia.
Di antara kegiatan "berbahaya" yang dikaitkan dengan Rusia dalam dokumen itu adalah "upaya untuk merusak pelaksanaan pemilihan demokratis yang bebas dan adil serta lembaga demokratis di Amerika Serikat dan sekutu dan mitranya."
Beberapa dugaan pelanggaran Moskow lainnya adalah upaya untuk "merusak keamanan di negara-negara dan wilayah yang penting bagi keamanan nasional Amerika Serikat; dan dinilai melanggar prinsip-prinsip hukum internasional yang mapan, termasuk penghormatan terhadap integritas teritorial negara."
Akhir bulan lalu, presiden AS menyesalkan bahwa masih ada "banyak niat buruk antara" Ukraina dan Rusia.
Trump juga mengancam akan menjatuhkan sanksi baru terhadap Moskow jika dia menganggap Rusia bertanggung jawab atas kegagalan dalam pembicaraan gencatan senjata tentang konflik Ukraina.
Mengomentari ancaman Trump, juru bicara, Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, pekan lalu bahwa "dialog kami dengan pihak Amerika sedang berlangsung," dan bahwa Moskow tetap terbuka untuk menyelesaikan konflik Ukraina secara diplomatis.
Pada pertengahan Maret, presiden AS mengusulkan jeda serangan terhadap infrastruktur energi, yang secara terbuka didukung oleh Moskow dan Kiev. Rusia telah menuduh Ukraina melanggar gencatan senjata, tetapi telah menegaskan kembali tujuannya untuk menegakkan gencatan senjata parsial untuk membangun hubungan dengan AS.
(akr)