Pengakuan Santri Korban Bullying Senior di Pesantren, AMRM: Saya Ditendang Sebelum Dibakar

10 hours ago 3

loading...

Santri Pondok Pesantren Al Islam Meeto, Desa Mattirobulu, Kecamatan Tiwu, Kabupaten Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara inisial AMRM (13) korban bullying dua seniornya. Foto/SindoNews

KOLAKA - Santri Pondok Pesantren (Ponpes) Al Islam Meeto, Desa Mattirobulu, Kecamatan Tiwu, Kabupaten Kolaka Utara (Kolut) Sulawesi Tenggara (Sultra) inisial AMRM (13) korban bullying atau perundungan oleh dua seniornya akhirnya angkat bicara. Dia mengaku disiram pertalite dan dibakar oleh kedua pelaku.

AMRM menepis anggapan jika dirinya tidak sengaja terbakar. Dia menyebut para pelaku benar-benar sengaja menyiramnya pertalite dan membakarnya. "Satu orang menyiram saya kemudian satunya lagi bakar ranting pakai korek api dan lemparkan ke saya," bebernya, Sabtu (12/4/2025)

Dia menuturkan kronologi bermula saat dirinya berada dalam asrama. Pelaku lebih awal mencukur alisnya lalu ke belakang pondok. Tidak lama kemudian mereka mengutus santri lain memanggilnya ke lokasi kejadian.

"Saya tidak pakai baju dan hanya pakai sarung karena juga mau mandi di sungai. Ada dua orang bawa pertalite dan kedua pelaku sudah menunggu di lokasi bersama satu santri lain," paparnya.

Setelah bertemu korban di lokasi, salah satu pelaku mencukur rambutnya secara acak. Korban pun dipaksa mencium pertalite jika ingin rambutnya dirapikan. "Saya tidak mau lalu disiram bensin ke badan saya dan lemparkan saya ranting yang sudah dibakar," tuturnya.

Saat terbakar, dirinya berupaya berguling-guling ke tanah untuk memadamkan api. Saat padam, dia langsung berlari ke sungai menceburkan diri karena kepanasan dan kulitnya mengelupas. "Jadi ada lima orang semua. 2 orang bawa pertalite yang disuruh dua pelaku dan ada satu santri yang juga hadir di lokasi yang sempat bantu saya padamkan api," paparnya.

Dia mengaku sering dihajar oleh para pelaku. Penganiayaan itu pertama kali dirasakan pada awal semester. "Saya ditempeleng dan kepala saya diinjak pelaku. Tidak tahu sudah berapa kali karena sering. Sebelum dibakar, saya juga sempat ditendang karena tidak mau hirup bensin itu (pertalite)," ungkapnya.

Ayah korban bernama Alfin mengaku marah dan meminta dengan tegas aparat mengusut dan menindak tegas para pelaku. Alfin juga tidak terima pernyataan dari pihak ponpes yang menurutnya bertentangan dengan pengakuan putranya.

"Masa disiram dan dibakar dikatakan hanya main-main dan tidak sengaja. Sementara anak saya mengaku jika ia sering dipukuli pelaku di pondok,"kesalnya.

Sebelumnya, Kapolres Kolut AKBP Ritman Todoan Agung Gultom menyampaikan telah mengamankan dua pelaku yakni inisial H (12) dan AM (14). Korban alami luka bakar 27% pada bagian leher belakang hingga pinggang, tangan, perut hingga pangkal paha.

(cip)

Read Entire Article
Dunia Televisi| Teknologi |