OJK Ungkap Prospek Menjanjikan IPO di Sektor Perbankan

7 hours ago 2

loading...

OJK menilai prospek penawaran umum perdana saham atau IPO di sektor perbankan masih terbuka lebar. FOTO/dok.SindoNews

JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai prospek penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) di sektor perbankan masih terbuka lebar. Penilaian ini didasarkan pada kebutuhan industri perbankan dalam memperkuat struktur permodalan dan mendukung ekspansi usaha.

"Prospek IPO perbankan ini ruangnya masih baik ya, cukup positif," ujar Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi, dalam konferensi pers RDKB di Jakarta, dikutip Senin (12/5).

Baca Juga: 30 Korporasi Antre IPO di BEI, Didominasi Aset Skala Menengah

Menurut Inarno kebutuhan pendanaan perbankan terus meningkat seiring dengan transformasi layanan ke arah digital dan pengembangan produk-produk keuangan yang lebih inovatif. IPO dinilai bisa menjadi salah satu alternatif sumber pendanaan yang menjanjikan.

"Di tengah kebutuhan bank untuk memperkuat struktur permodalan, mendukung ekspansi usaha, digitalisasi layanan, dari inovasi produk keuangan dari perbankan itu juga perlu pendanaan," jelasnya.

Meski demikian, OJK tetap menekankan pentingnya pemenuhan syarat-syarat dasar bagi bank yang ingin 'Go Public'. Hal ini mencakup kesiapan operasional tata kelola perusahaan yang baik, serta perlindungan investor.

"Kesiapan internal dan kejelasan strategi jangka panjang itu merupakan syarat utama agar calon emiten termasuk bank mampu menarik minat pasar secara maksimal," tegasnya.

Baca Juga: 32 Perusahaan Antre IPO, 12 Beraset Jumbo

Berdasarkan laporan OJK, hingga Maret 2025, kredit perbankan tumbuh 9,16 persen yoy menjadi Rp7.908,42 triliun. Berdasarkan jenis penggunaan, Kredit Investasi tumbuh tertinggi sebesar 13,36 persen diikuti oleh Kredit Konsumsi 9,32 persen, sedangkan Kredit Modal Kerja tumbuh 6,51 persen yoy.

Ditinjau dari kepemilikan, bank BUMN menjadi pendorong utama pertumbuhan kredit yaitu sebesar 9,54 persen yoy. Dari kategori debitur, kredit korporasi tumbuh sebesar 13,52 persen, sementara kredit UMKM tumbuh sebesar 1,95 persen, dengan kredit usaha kecil tumbuh tertinggi sebesar 8,65 persen.

(nng)

Read Entire Article
Dunia Televisi| Teknologi |