Keponakan Prabowo Klaim Sempat Jadi Target Penjarahan Demo Agustus

2 hours ago 3

CNN Indonesia

Minggu, 09 Nov 2025 19:00 WIB

Politikus Gerindra yang juga keponakan Prabowo Sara bercerita jadi target penjarahan saat demo Agustus hingga evakuasi anak-anaknya. Sara keponakan Prabowo klaim jadi korban penjarahan usai demo akhir Agustus. (CNN Indonesia/Safir Makki)

Jakarta, CNN Indonesia --

Politikus Partai Gerindra Rahayu Sarawasti Djojohadikusumo alias Sara bercerita sempat menjadi target penjarahan saat gelombang demonstrasi pada akhir Agustus lalu.

Sara mengaku tak mudah membuat keputusan untuk mundur sebagai anggota DPR. Ia mengatakan sudah mengeluarkan banyak dana dan kerja keras banyak pihak untuk dapat kursi DPR.

Sara bercerita saat peristiwa demo, ia harus mengevakuasi anak-anaknya dari rumah karena menjadi target penjarahan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tidak mudah saat harus mengevakuasi anak-anak dari rumah karena menjadi salah satu yang ditarget untuk penjarahan. Tidak mudah saat menyadari reputasi yang telah saya bangun dengan kerja keras dan integritas bisa semudah itu dirusak oleh disinformasi dan orang-orang bayaran (bahkan ada kawan-kawan saya yang termakan oleh framing tersebut)," kata Sara dalam postingan di akun instagram pribadi, Minggu (9/11).

Di lain sisi, keponakan Presiden Prabowo Subianto mengaku masih belum tahu bagaimana harus merespons keputusan Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) yang menolak pengunduran dirinya sebagai anggota DPR.

Ia meminta semua pihak memberikan waktu baginya untuk mengambil keputusan.

"Maka dari itu, izin dan tanpa mengurangi rasa hormat saya kepada para pimpinan partai dan fraksi, maupun kepada para konstituen dapil, para tokoh dan senior yang telah meminta saya kembali. Saya mohon waktu untuk bisa mengambil keputusan agar tidak gegabah," katanya.

MKD sebelummya menolak pengunduran dirinya lewat keputusan yang diumumkan pada Kamis. MKD menyebut Sara tak pernah mengajukan secara resmi untuk mundur.

Kedua, Sara disebut tak pernah melakukan pelanggaran apapun, kecuali atas pernyataannya yang sempat viral pada Februari 2025 lalu.

"Nah keputusan Mahkamah Partai itu kemudian dikirim ke MKD. Yang kemudian setelah diperiksa oleh MKD, dan juga memang tidak ada pelaporan di MKD, ya akhirnya menguatkan putusan itu," kata Ketua Harian DPP Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad saat dihubungi, Kamis (30/10).

(yoa/dal)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Dunia Televisi| Teknologi |