loading...
PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) menunda rencana penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO). FOTO/Shutterstock
JAKARTA - PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) menunda rencana penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) yang semula masuk dalam agenda strategis perusahaan. Penundaan ini dilakukan karena perseroan masih menunggu kesepakatan struktur investasi bersama Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara).
"Saat ini kita masih parkir, karena kita masih diskusi strukturnya dengan Danantara, karena ada inisiasi dari Danantara untuk invest di beberapa proyek kita," ujar Direktur Utama Inalum, Melati Sarnita, dalam rapat dengar pendapat (RDP) bersama Komisi VI DPR, Senin (29/9).
Baca Juga: Beda dengan Danantara, Ini Kewenangan Badan Baru Pengganti Kementerian BUMN
Dia menjelaskan IPO awalnya diposisikan sebagai salah satu milestone penting perusahaan. Namun, setelah muncul inisiasi investasi dari Danantara, manajemen memutuskan untuk mengkaji ulang rencana tersebut.
Adapun pembahasan dengan Danantara meliputi berbagai skema pendanaan, mulai dari investasi langsung, pembiayaan perbankan, hingga opsi lain yang dinilai sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
Dengan demikian, IPO yang semula disiapkan menjadi prioritas kini dipindahkan ke luar milestone perusahaan. "Kita diskusi dengan Danantara dulu, apakah akan masuk melalui direct investment, perbankan, dan lain-lain," tambahnya.
Selain itu, Inalum juga membuka peluang pemanfaatan Patriot Bond sebagai alternatif sumber pembiayaan untuk proyek-proyek strategis. Melati mengakui adanya wacana tersebut meski masih dalam tahap awal pembahasan. "Ada wacana seperti itu," katanya.
Dari sisi operasional, Inalum menilai prospek bisnis aluminium masih positif, seiring pertumbuhan ekonomi nasional. Melati menyebut pertumbuhan sektor aluminium tercatat sejalan dengan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB), dengan Compound Annual Growth Rate (CAGR) yang konsisten mengikuti tren ekonomi Indonesia.