loading...
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi melemah pada awal perdagangan usai libur panjang, Selasa (8/4). FOTO/dok.SINDOnews
JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi melemah pada awal perdagangan usai libur panjang, Selasa (8/4). Analis Phintraco Sekuritas, Valdy Kurniawan mengatakan, IHSG rawan aksi sell-off sebagai penyesuaian pasar terhadap isu-isu global selama libur panjang Idulfitri.
"IHSG diperkirakan menutup gap di 6.240-6.320 sebelum menguji support 6.160. Jika pelemahan masih berlanjut critical support berikutnya berada di rentang 5.950-6.000," kata Valdy dalam risetnya, Selasa (8/4).
Valdy menjelaskan, kepanikan pasar akan menjadi pemicu utama aksi sell-off tersebut mengingat Indonesia termasuk negara yang dikenakan reciprocal tariff cukup besar oleh AS sebesar 32%. Adapun pemerintah Indonesia merespons dengan pendekatan negosiasi bilateral dengan mengutus delegasi tingkat tinggi ke AS.
Beberapa poin yang akan ditawarkan adalah ratifikasi perjanjian dagang dan investasi, deregulasi kebijakan selain tarif, peningkatan impor dan investasi dari AS dan sejumlah insentif untuk mendukung impor dari AS (termasuk penurunan bea impor). Pemerintah Indonesia juga berkoordinasi dengan Pemerintah Malaysia selaku ketua ASEAN saat ini.
Di sisi lain, Rupiah di NDF market sempat melemah ke kisaran Rp16.900 per USD pada 7 April 2025, level terlemah sejak 1998. Akan tetapi, perlu dicatat bahwa Rupiah melemah lebih dari 100 persen dalam dua bulan dari kisaran Rp8.000 per USD di April 1998 ke Rp16.843 per USD di Juni 1998.
"Sementara pelemahan Rupiah saat ini sekitar 5 persen secara year to date dengan asumsi level Rp16.900 per USD. Dengan demikian, meski rupiah berada pada level yang lebih lemah dari 1998, namun pelemahannya berbeda jauh dibandingkan dengan kondisi krisis ekonomi 1998," ujar Valdy.
(nng)