Hadapi Tarif Trump, Mereka yang Melawan dan yang Memilih Negosiasi

1 week ago 18

loading...

Sejumlah negara memilih melawan dan membalas kebijakan tarif AS sementara lainnya memilih untuk bernegosiasi. FOTO/Ilustrasi

JAKARTA - Kebijakan tarif resiprokal yang diumumkanPresiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengejutkan seluruh dunia. Tak hanya mematok tarif dasar 10 persen, Trump "menghukum" sejumlah negara yang perdagangannya dinilai timpang dan merugikan Amerika.

Negara-negara yang terkena tarif jumbo Trump di Asia antara lain China yang di awal pengumuman dikenai tarif 34 persen, Indonesia sebesar 32 persen, Malaysia 24 persen, Thailand 36 persen, Vietnam 46 persen, Jepang 24 persen, Korea Selatan 25 persen, dan banyak lagi.Bahkan, sekutu AS seperti Eropa dan negara Barat lainnya tak luputdari tarif resiprokal Trump.

Beberapa hari setelah pengumuman yang mengejutkan tersebut, Trump membuat pengumuman lain yang membuat negara-negara mitra dagang Amerika sedikit lega. Trump memutuskanmenunda pengenaantarifnya selama 90 hari dalam upaya untuk membuat kesepakatan yang disesuaikan dengan masing-masing negara. Tapi sebaliknya, Trump memukul China dengan tarif yang lebih "gila" sebesar 125 persen dengan alasan negara itu melawan dan "tak menghormati" keputusan AS soal tarif.

Sesungguhnya China tak sendiri dalam penolakannya atas kebijakan sepihak Amerika. Ada negara lainnya yang juga berkeras dan siap membalas tarif Trump dengan tarif serupa untuk ekspor barang-barang AS ke negaranya. Namun, sebagian besar negara memang memilih "tidak melawan" dan memutuskan siap bernegosiasi dengan AS agar tak kena "murka" Trump dan administrasinya.

Berikut adalah negara-negara yang memilih untuk melawan dan membalas tarif Amerika:

1. China
China telah merencanakan tarif balasan sebesar 34% minggu lalu. Menanggapi perlawananChina tersebut, Trump menaikkan tarif atas barang-barang China menjadi 104% dan mulai berlaku pada Rabu pagi. Aksi ini pun dibalas Pemerintah China dengan menaikkan tarif atas barang-barang AS menjadi 84%.

"Praktik AS untuk menaikkan tarif atas China adalah kesalahan di atas kesalahan lainnya, yang secara serius melanggar hak dan kepentingan sah China dan secara serius merusak sistem perdagangan multilateral berbasis aturan," kata Kementerian Keuangan China.

Sebagai tanggapan, Trump menaikkan tarif atas barang-barang China menjadi 125% alih-alih memberi negara itu penangguhan, seperti yang diberikannya kepada sebagian besar negara lain. "Seperti yang telah saya katakan berulang kali, China adalah ekonomi paling tidak seimbang dalam sejarah dunia modern dan mereka adalah sumber terbesar masalah perdagangan AS," kata Menteri Keuangan Scott Bessent dalam konferensi.

2. Uni Eropa
Pejabat Uni Eropa memberikan suara pada hari Rabu untuk menerapkan tarif balasan atas barang-barang AS. Tarif blok tersebut akan memengaruhi sekitar USD23,2 miliar ekspor AS, menurut Bloomberg, dan merupakan respons terhadap tarif baja dan aluminium yang sebelumnya diterapkan, menurut pernyataan yang dirilis oleh para pejabat.

Read Entire Article
Dunia Televisi| Teknologi |