Liputan6.com, Jakarta - Indonesia tengah menghadapi ancaman serius terkait modus penipuan berbasis kecerdasan buatan (AI), termasuk deepfake atau penyerupa wajah hingga suara.
Pada Januari 2025, Dirtipidsiber Bareskrim Polri Brigjen Himawan Bayu Aji, mengklaim berhasil mengungkap kasus Deepfake yang mencatur nama Presiden Prabowo, Wakil Presiden Gibran Rakabuming, hingga Menteri Keuangan Sri Mulyani.
"Modus operandi tersangka yaitu mengunggah dan menyebarluaskan video di berbagai platform media sosial menggunakan teknologi deepfake, memanfaatkan foto dan suara seperti Presiden Prabowo, Wapres Gibran, Sri Mulyani, dan pejabat negara lainnya--terlihat seolah-olah menyampaikan pernyataan bahwa pemerintah menawarkan bantuan kepada masyarakat yang membutuhkan," Himawan memaparkan, dikutip dari Regional Liputan6.com, Selasa (6/5/2025).
Berkaca dari kasus tersebut, Mobile App Security Evangelist dari Appdome, Jan Sysmans, menekankan pentingnya solusi keamanan yang dapat beradaptasi dengan cepat terhadap ancaman-ancaman baru seperti Deepfake.
"Pertahanan konvensional tidak akan mampu mengatasi gelombang ancaman yang semakin canggih ini. Oleh karena itu, teknologi keamanan yang bersifat adaptif dan menggunakan AI dalam pertahanannya menjadi sangat penting," ujar Jan melalui keterangannya.
Jan menjelaskan teknologi AI tidak hanya digunakan untuk mendeteksi ancaman, tetapi juga untuk membangun pertahanan tambahan secara otomatis tanpa memerlukan intervensi pengembang.
"AI harus terintegrasi dalam seluruh siklus hidup model perlindungan, termasuk penggunaan AI untuk membangun proteksi dalam aplikasi, memantau ancaman baru, dan merespons ancaman tersebut," ia menguraikan.
Terus Belajar dari Data dan Sinyal
Jan menambahkan, dalam menjalankan strategi keamanan, penting untuk terus belajar dari data dan sinyal yang diperoleh dari aplikasi yang dilindungi.
Ia mengklaim, data yang dikumpulkan dari hampir 2 miliar aplikasi yang menggunakan teknologi Appdome membantu dalam melatih model AI untuk mengenali dan merespons ancaman dengan lebih efektif.
Jan juga menekankan meningkatkan langkah-langkah keamanan adalah kebutuhan berkelanjutan dalam melawan penipuan berbasis AI.
Strategi yang diusulkan tidak hanya melindungi data pribadi pengguna, tetapi juga membangun kembali kepercayaan pada teknologi biometrik.
Ciptakan Lingkungan Digital yang Lebih Aman
Dengan pendekatan inovatif ini, bisnis di Indonesia dapat menciptakan lingkungan digital yang lebih aman, melindungi baik pengguna maupun reputasi mereka di pasar yang semakin kompetitif.
Melalui pemahaman yang mendalam tentang ancaman dan cara-cara efektif untuk menghadapinya, bisnis di Indonesia, terutama di sektor digital dan keuangan, dapat mempersiapkan diri untuk menghadapi berbagai tantangan yang akan datang, sekaligus beradaptasi dengan dinamika ekonomi digital yang terus berubah.
Dengan meningkatnya kasus penyalahgunaan deepfake di Indonesia, penting bagi masyarakat untuk meningkatkan literasi digital dan kritis terhadap konten yang beredar di media sosial.
Pemerintah, lembaga pengawas, dan penyedia teknologi keamanan perlu bekerja sama untuk mengembangkan strategi yang efektif dalam mendeteksi dan mencegah penyebaran konten deepfake yang merugikan.
Ancaman Deepfake di Sektor Keuangan
Deepfake menjadi senjata baru bagi penipu untuk membobol sistem keamanan biometrik di lembaga keuangan. Kemampuan deepfake menciptakan video dan audio yang sangat realistis membuat sistem pengenalan wajah dan suara rentan terhadap serangan.
Kasus penipuan deepfake yang melibatkan lembaga keuangan terkemuka di Indonesia menunjukkan betapa seriusnya ancaman ini. Sistem keamanan yang canggih sekalipun dapat diretas dengan teknologi deepfake.
Penipu memanfaatkan deepfake untuk menipu sistem keamanan biometrik dan melakukan penipuan identitas. Mereka dapat menyamar sebagai eksekutif perusahaan untuk menipu karyawan agar mentransfer dana atau memberikan informasi sensitif.
Data pribadi orang yang sudah meninggal pun dapat digunakan untuk mengajukan pinjaman atau membuka rekening baru. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya meningkatkan keamanan dan kewaspadaan di sektor keuangan.
Penting bagi lembaga keuangan untuk meningkatkan sistem keamanan mereka dan memberikan pelatihan kepada karyawan untuk mengenali tanda-tanda deepfake.
Edukasi kepada nasabah tentang modus penipuan deepfake juga sangat penting untuk mencegah kerugian finansial yang lebih besar. Kerjasama antara lembaga keuangan dan penegak hukum juga diperlukan untuk menindak pelaku kejahatan deepfake.
Deepfake dan Manipulasi Informasi Politik
Di dunia politik, deepfake dapat digunakan untuk menyebarkan disinformasi dan memecah belah masyarakat. Video deepfake yang menampilkan tokoh politik dapat digunakan untuk mempengaruhi opini publik dan merusak reputasi. Hal ini dapat menyebabkan polarisasi dan ketidakpercayaan terhadap informasi yang beredar.
Menjelang pemilu, ancaman deepfake semakin meningkat. Oleh karena itu, penting untuk meningkatkan literasi digital masyarakat agar mampu mengenali dan menanggulangi informasi palsu.
Pengembangan teknologi deteksi deepfake juga sangat penting untuk mengidentifikasi konten palsu dan mencegah penyebarannya.
Pemerintah perlu mengambil langkah tegas untuk mencegah penyalahgunaan deepfake dalam konteks politik.
Regulasi yang kuat dan penegakan hukum yang efektif diperlukan untuk menindak pelaku penyebaran informasi palsu melalui deepfake. Kerjasama antara pemerintah, media, dan masyarakat sipil sangat penting untuk menciptakan ekosistem informasi yang sehat dan terpercaya.
Upaya Mengatasi Ancaman Deepfake
Mengatasi ancaman deepfake membutuhkan pendekatan multi-pihak yang komprehensif. Peningkatan literasi digital masyarakat menjadi kunci utama.
Edukasi publik tentang cara kerja deepfake dan cara mendeteksinya sangat penting untuk mencegah masyarakat menjadi korban. Selain itu, pengembangan teknologi deteksi deepfake yang canggih juga diperlukan untuk mengidentifikasi konten palsu secara efektif.
Regulasi dan hukum yang kuat juga diperlukan untuk mencegah penyalahgunaan deepfake dan menindak pelaku kejahatan. UU ITE yang sudah ada perlu diperkuat untuk mengatasi kejahatan deepfake secara spesifik. Verifikasi sumber informasi sebelum mempercayainya dan menyebarkannya lebih lanjut juga menjadi langkah penting untuk mencegah penyebaran informasi palsu.
Kerjasama antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil sangat penting untuk mengatasi ancaman deepfake. Pemanfaatan teknologi blockchain untuk meningkatkan transparansi dan autentikasi digital juga dapat dipertimbangkan. Dengan upaya bersama, Indonesia dapat meminimalisir dampak negatif deepfake dan menciptakan ruang digital yang lebih aman dan terpercaya.
Deepfake merupakan tantangan yang kompleks dan terus berkembang. Oleh karena itu, diperlukan upaya berkelanjutan dan komprehensif dari berbagai pihak untuk meminimalisir dampak negatifnya di Indonesia. Pentingnya literasi digital, pengembangan teknologi deteksi, regulasi yang kuat, dan kerjasama antar pihak menjadi kunci dalam menghadapi ancaman ini.