Bos Toyota Sebut Mobil Listrik Sumbang Lebih Banyak Emisi Karbon

6 hours ago 4

loading...

Bos Toyota, Akio Toyoda. FOTO/ CARSCOOPS

TOKYO - Tren kendaraan listrik di seluruh dunia terus berkembang setiap tahunnya. Ini juga ditandakan dengan banyaknya brand mobil listrik yang bermunculan dengan harga yang terjangkau tapi memiliki teknologi tinggi.

BACA JUGA - Mobil Listrik Baru Lebih Bermasalah Dibanding Mobil Listrik Lama

Namun, itu tak berlaku bagi Toyota Motor Corporation dengan fokus utamanya memberikan beragam mobilitas ramah lingkungan, bukan hanya mobil listrik. Ini sesuai dengan komitmennya sejak awal untuk menerapkan strategi multi-pathway.

Melansir Carscoops, Chairman Toyota Akio Toyoda mengatakan perusahaan tetap konsisten untuk mengembangkan hybrid, plug-in hybrid, hidrogen, hingga baterai listrik. Hal tersebut merupakan bukti keseriusan Toyota dalam mengurangi emisi karbon.

Toyoda mengatakan bahwa musuh utama perusahaannya adalah emisi karbon. Ia mengungkapkan fokus Toyota adalah mengurangi karbon dioksida. Itu merupakan dasar dalam merancang strategi dan akan terus dipertahankan.

"Kami telah menjual 27 juta unit (mobil) hybrid. Seluruh hybrid itu memiliki dampak yang sama seperti 9 juta unit mobil listrik di jalan raya. Tapi jika kami membuat 9 juta unit mobil listrik di Jepang, maka emisi karbon akan meningkat, bukan menekannya. Sebab sebagian besar listrik di Jepang masih dihasilkan dari pembangkit tenaga termal berbahan bakar fosil," kata Toyoda dikutip dari Carscoops.

Toyoda menekankan bahwa kendaraan listrik memang tidak menghasilkan emisi dari knalpot, tapi proses produksi baterai dan pembangkit listrik menghasilkan emisi. Menurutnya, hanya mengandalkan BEV bukan solusi menyeluruh terhadap krisis iklim.

Dalam jangka panjang, Toyota mengusung strategi multi-pathway dengan terus mengembangkan berbagai jenis kendaraan ramah lingkungan. Selain hybrid, perusahaan juga fokus pada pengembangan kendaraan berbahan bakar hidrogen, plug-in hybrid, dan mesin pembakaran internal dengan menggunakan bahan bakar sintetis.

"Kami tidak bertaruh pada satu jenis teknologi saja. Semua opsi harus dijajaki. Kami sangat konsisten dalam menyatakan bahwa yang kami lawan adalah karbon dioksida," tuturnya.

Selain itu, Toyoda juga mengingatkan peralihan mendadak ke kendaraan listrik murni dapat membawa konsekuensi sosial dan ekonomi. Menurutnya, jika industri otomotif Jepang dipaksa beralih secara total ke BEV dalam waktu singkat, sekitar 5,5 juta lapangan kerja berisiko terdampak.

Seperti diketahui, pada tahun lalu Toyoda memperkirakan dalam jangka panjang, kendaraan listrik murni hanya akan menyumbang sekitar 30 persen dari total penjualan mobil secara global.

(wbs)

Read Entire Article
Dunia Televisi| Teknologi |