loading...
Pasar aset kripto kembali tertekan pada akhir pekan ini seiring gelombang likuidasi besar-besaran di berbagai platform perdagangan. FOTO/iStock Photo
JAKARTA - Pasar aset kripto kembali tertekan pada akhir pekan ini seiring gelombang likuidasi besar-besaran di berbagai platform perdagangan. Dalam 24 jam terakhir, total nilai posisi yang terlikuidasi mencapai lebih dari USD1,13 miliar atau sekitar Rp19 triliun. Mayoritas berasal dari posisi long, menandakan banyak investor optimistis terpaksa menutup transaksi akibat penurunan harga.
Data CoinGlass menunjukkan likuidasi posisi long mencapai USD1,01 miliar, dengan Ethereum (ETH) dan Bitcoin (BTC) mencatatkan porsi terbesar masing-masing USD365 juta dan USD262 juta. Harga BTC turun sekitar 2 persen dalam sehari, sempat menembus di bawah USD109.400, sementara ETH melemah ke level USD3.900.
Baca Juga: Purbaya Tarik Pajak Kripto hingga Fintech Rp41 Triliun per Agustus 2025
Aset kripto lain pun tidak luput dari koreksi. Dogecoin (DOGE) anjlok lebih dari 4 persen, XRP melemah 4 persen, dan Solana (SOL) turun hingga 5 persen. Kondisi ini membuat kapitalisasi pasar kripto global menyusut hampir 3 persen menjadi sekitar usd 3,7 triliun.
Vice President indodax, Antony Kusuma, menilai volatilitas tinggi saat ini bukan hanya menjadi ancaman, tetapi juga peluang bagi investor. "Kondisi ini bisa dimanfaatkan untuk akumulasi strategis, terutama bagi investor yang memiliki orientasi jangka panjang," ujar dia melalui pernyataan tertulis, Minggu (28/9/2025).
Antony menambahkan, gelombang likuidasi sering kali membuka ruang untuk membeli aset di level harga lebih rendah. Ia menyoroti data on-chain yang menunjukkan cadangan BTC di bursa kripto turun ke titik terendah tahun ini, yakni 2,4 juta BTC. "Hal ini menandakan kepercayaan investor jangka panjang masih kuat," katanya.
Menurut dia penurunan harga yang terjadi setelah pemangkasan suku bunga Federal Reserve merupakan fenomena wajar. Pasar biasanya memasuki fase konsolidasi sebelum kembali mencatatkan pertumbuhan baru.