Liputan6.com, Jakarta - Sebuah inovasi di dunia mata uang kripto diperkenalkan oleh tokoh di balik OpenAI, Sam Altman, dengan meluncurkan Worldcoin pada 2023. Layanan ini hadir dengan metode identifikasi pengguna yang tak lazim, yakni melalui pemindaian iris mata.
Mengutip Tech Target, Selasa (6/5/2025), Altman mengklaim bahwa pendekatan baru ini memiliki potensi signifikan dalam menekan angka penipuan.
Sebab, Worldcoin dirancang untuk memverifikasi identitas seseorang berdasarkan pemindaian mata (iris scanner), sebuah mekanisme yang diyakini dapat membedakan antara manusia dan robot.
Platform Worldcoin mengintegrasikan teknologi kecerdasan buatan (AI), mata uang kripto, dan teknologi blockchain dalam sebuah protokol sumber terbuka. Tujuannya adalah untuk memberikan akses ke ekonomi global bagi siapa saja.
Layaknya mata uang kripto lainnya, Worldcoin diklaim sebagai platform yang terdesentralisasi. Ini berarti keputusan berada di tangan pengguna, berbeda dengan sistem keuangan perbankan yang terpusat.
Lantas, apa bedanya Worldcoin dengan mata uang kripto lain?
Menurut laporan Tech Target, perbedaan Worldcoin dengan kripto lain terletak pada keunikan penawaran berupa token di masa depan tanpa mengharuskan adanya investasi awal, berbeda dengan aset kripto mapan seperti Bitcoin dan Ethereum.
Proyek ini disebut-sebut memiliki aspirasi untuk mewujudkan ekonomi global yang inklusif, tanpa memandang batasan negara maupun status ekonomi individu.
Cara Mendapatkan Worldcoin
Untuk memperoleh Worldcoin, masyarakat perlu melakukan pemindaian mata melalui perangkat berbentuk bola yang dikenal sebagai Orb.
Proses ini bertujuan untuk memastikan bahwa setiap pengguna adalah manusia dan hanya melakukan pendaftaran satu kali.
Pantauan di lapangan menunjukkan aktivitas Worldcoin di berbagai lokasi di Bekasi dan Jakarta, di mana masyarakat diarahkan untuk memindai iris mata mereka menggunakan perangkat Orb. Sebagai imbalannya, setelah pemindaian berhasil, mereka akan menerima token Worldcoin.
Mengapa Iris Mata Dipilih Sebagai Identifikasi?
Penggunaan pengidentifikasi unik berbasis biometrik ini menjadi sorotan seiring dengan pesatnya perkembangan AI dan kebutuhan untuk memverifikasi keaslian identitas manusia.
Alasan pemilihan iris mata sebagai metode identifikasi didasarkan pada fakta bahwa pola iris setiap individu bersifat unik, serupa dengan sidik jari.
Struktur iris mata inilah yang kemudian diproses oleh perangkat Orb untuk menghasilkan kode identifikasi khusus yang berfungsi sebagai pengenal tunggal bagi setiap orang.
Kode identifikasi ini selanjutnya disimpan dalam blockchain terdesentralisasi milik Worldcoin, yang dirancang untuk mencegah penggandaan. Lebih lanjut, hasil pemindaian diklaim akan dianonimkan sehingga tidak dapat dilacak kembali ke individu yang bersangkutan setelah kode pengenal dibuat.
Regulasi dan Tantangan Hukum
World telah menghadapi kontroversi dan penyelidikan regulasi di beberapa negara terkait dengan privasi data dan keamanan informasi pribadi. Pengumpulan data biometrik yang sensitif menimbulkan kekhawatiran tentang potensi penyalahgunaan data dan pelanggaran privasi.
Meskipun World mengklaim telah menerapkan langkah-langkah keamanan yang ketat, kewaspadaan tetap diperlukan.
Regulasi yang jelas dan pengawasan ketat sangat penting untuk memastikan perlindungan data pengguna dan mencegah potensi penyalahgunaan.
Perbandingan dengan kripto lain menunjukkan bahwa Worldcoin menghadapi tantangan regulasi yang unik karena fokusnya pada verifikasi identitas biometrik. Kripto lain juga menghadapi regulasi, tetapi tidak selalu dengan fokus pada aspek ini.