6 Alasan Banyak Negara Ingin Mereplikasi Drone Shahed-136 Buatan Iran

11 hours ago 4

loading...

Banyak negara ingin mengembangkan drone Shahed-136 milik Iran. Foto/Press TV

TEHERAN - Dalam sebuah pengakuan mengejutkan yang menandakan perubahan dramatis dalam penilaian militer global, sebuah laporan Wall Street Journal baru-baru ini mengonfirmasi bahwa militer di seluruh dunia, termasuk di negara-negara Barat, kini secara aktif berupaya mereplikasi drone Shahed canggih milik Iran. Mengapa hal tersebut bisa terjadi?

Laporan tersebut menyatakan bahwa perusahaan-perusahaan di AS, Tiongkok, Prancis, dan Inggris terlibat dalam perlombaan skala penuh untuk mengembangkan kendaraan udara nirawak bersenjata yang dimodelkan langsung dari drone asli Iran.

6 Alasan Banyak Negara Ingin Mereplikasi Drone Shahed-136 Buatan Iran

1. Senjata yang Murah

Melansir Press TV, industri militer Barat yang pernah mendominasi pasar senjata global kini beralih ke senjata replika berbiaya rendah dan jarak jauh, dengan model yang sangat mirip dengan Shahed yang menonjol di antara prototipe yang dipamerkan di acara Departemen Pertahanan AS (alias Departemen Perang) musim panas lalu.

Produsen senjata seperti SpectreWorks, dengan drone LUCAS-nya, dan Griffon Aerospace, dengan Arrowhead-nya, menggarisbawahi sebuah kebenaran mendasar: senjata rancangan Iran telah secara efektif mendefinisikan ulang parameter peperangan modern.

Shahed dan tiruannya yang semakin banyak telah menyebar luas sehingga perusahaan-perusahaan bahkan menjual UAV latihan target yang menyerupai amunisi Iran, sebuah pengakuan diam-diam atas keunggulan drone Iran dan kebutuhan untuk beradaptasi dengan realitas baru yang dibentuk oleh kecerdikan kedirgantaraan Teheran.

Penghormatan yang baru ditemukan dari para perencana militer Amerika ini menandai perubahan yang tajam dari penyangkalan, penolakan, dan ejekan Barat selama bertahun-tahun terhadap teknologi militer Iran.

Selama lebih dari satu dekade, media dan pakar militer Barat secara konsisten mengabaikan dan mempertanyakan kehebatan senjata Iran, seringkali mengejek sistem baru sebagai propaganda atau tiruan kasar.

Pada November 2012, The Atlantic secara terbuka mengejek laporan media Iran tentang drone lepas landas dan mendarat vertikal, sementara media seperti The Register menuduh Teheran menggunakan gambar hasil editan dari sebuah universitas Jepang untuk menyesatkan dunia.

Narasi ini, yang meluas ke platform lain seperti drone Karrar dan Qaher-313, meremehkan kapasitas Iran untuk inovasi dalam negeri, sebuah kesalahan perhitungan yang terbukti merugikan secara strategis.

Perjalanan Shahed dari bahan ejekan di ibu kota Barat menjadi cetak biru untuk senjata Amerika di masa depan merupakan bukti kemajuan teknologi yang tenang dan tanpa henti, yang dicapai meskipun menghadapi sanksi internasional yang ilegal dan melumpuhkan.


2. Dipuji Donald Trump

Melansir Press TV, validasi paling signifikan dari pergeseran ini tidak hanya datang dari laporan teknis tetapi juga dari jabatan politik tertinggi di Amerika Serikat.

Dalam kunjungan ke Qatar pada Mei 2025, Presiden Donald Trump membuat serangkaian pengakuan, secara terbuka memuji drone Iran atas efisiensi, keterjangkauan, dan efektivitasnya yang dahsyat.

Dalam pidato yang berfokus pada hubungan AS-Arab dan kekuatan militer Amerika, Trump menggambarkan drone Iran sebagai "sangat bagus, cepat, dan mematikan," menekankan peran penting mereka dalam perang di Ukraina.

Ia mengungkapkan bahwa ia telah secara langsung menantang produsen senjata Amerika untuk memproduksi drone yang sebanding, tetapi justru ditegur dengan harga yang mencengangkan, yaitu $41 juta untuk model yang mirip dengan Iran, yang harganya hanya USD35.000 hingga USD40.000.

Read Entire Article
Dunia Televisi| Teknologi |