5.000 Pasukan Kediri Tewas Akibat Serangan Mendadak Tartar Mongol dan Raden Wijaya

1 week ago 10

loading...

Tentara Tartar Mongol dan Raja Majapahit Raden Wijaya bekerja sama menyerang Kerajaan Kediri di bawah komando Jayakatwang. Foto: Ist

TENTARATartar Mongol dan Raja Majapahit Raden Wijaya bekerja sama menyerang Kerajaan Kediri di bawah komando Jayakatwang. Serangan ini merupakan serangan balas dendam Raden Wijaya setelah Jayakatwang menyerang Singasari dan menewaskan dua mertuanya yang menjabat Raja Singasari terakhir.

Seusai penaklukkan Kerajaan Singasari di masa Kertanagara, Jayakatwang berhasil menguasai wilayah Singasari. Kemudian, Jayakatwang atas saran Arya Wiraraja memberikan pengampunan kepada Dyah Wijaya yang menyerahkan diri.

Oleh Jayakatwang, Dyah Wijaya kemudian diberi Hutan Tarik untuk dibuka menjadi kawasan wisata perburuan yang dikelola Raden Wijaya. Namun, lambat laun Arya Wiraraja berbalik melawan Jayakatwang.

Dikutip dari buku "Hitam Putih Kekuasaan Raja-raja Jawa : Intrik, Konspirasi Perebutan Harta, Tahta, dan Wanita", Arya Wiraraja bersekutu dengan Dyah Wijaya untuk merebut kembali takhta kekuasaan Singasari yang merupakan peninggalan Kertanagara mertuanya dari cengkeraman Jayakatwang.

Pada tahun 1293, pasukan Tartar di bawah komando Shih Pi, Ike Mese, dan Kau Hsing datang untuk menghukum Kertanagara yang telah berani menyakiti Mengchi (utusan Kubilai Khan) pada 1289.

Pasukan Tartar diterima Raden Wijaya di Majapahit. Dyah Wijaya yang mengaku sebagai ahli waris Kertanagara bersedia menyerahkan diri kepada Kubilai Khan asalkan pasukan Tartar itu terlebih dahulu membantunya menaklukkan Jayakatwang.

Berita China menyebutkan perang antara pasukan gabungan Tartar dan Majapahit melawan pasukan Kediri itu terjadi pada 20 Maret 1293. Dalam perang tersebut, sekitar 5.000 prajurit Kediri tewas. Akhirnya, Jayakatwang menyerah dan ditawan di atas kapal pasukan Tartar.

Sesudah menundukkan Kadiri, pasukan Tartar diserang pasukan Majapahit dan diusir keluar dari tanah Jawa. Sebelum meninggalkan Jawa, pasukan Tartar sempat menghukum mati Jayakatwang dan Ardharaja di atas kapal mereka.

Menurut Serat Pararaton dan Kidung Panji Wijayakrama, Jayakatwang yang menyerah itu ditawan di benteng pertahanan Tartar di Hujung Galuh. Serat Pararaton dan Kidung Harsawijaya juga mengisahkan bahwa Jayakatwang meninggal di dalam penjara Hujung Galuh setelah menyelesaikan karya sastra berjudul Kidung Wukir Polaman.

(jon)

Read Entire Article
Dunia Televisi| Teknologi |